Kelompok mahasiswa praktikum "event management Prospero" Program studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) pembuatan replika dinosaurus terbesar yang terbuat dari tempe, Sabtu (6/4).
Replika dinosaurus berukuran 7x5 meter ini "disembelih" oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Penyembelihan replika dinosaurus berbahan tempe itu sekaligus menandai peresmian destinasi wisata baru di Kota Batu, yakni Kampung Hijau Tempenosaurus.
"Dilaunchingnya Kampung Hijau Tempenosaurus sesungguhnya menginisiasi bangunan peradaban kemanusiaan. Karena yang diharapkan dari pembangunan dimanapun adalah 'people center development', pusat dari seluruh pembangunan adalah pembangunan manusia yang ada di dalamnya," kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di sela pemecahan rekor MURI tersebut di Batu.
Menurut Khofifah, membangun perkampungan adalah membangun peradaban. Membangun peradaban adalah membangun tatanan sosialnya, budayanya, serta estetikanya. "Partnership ini terbangun dengan sangat baik, antara korporasi yakni PT Indana dan UMM sebagai perguruan tinggi," tuturnya.
Sementara itu, Rektor UMM Dr Fauzan mengatakan proses pembangunan kampung ini tidak cukup berhenti pada pengecetan. UMM juga akan mulai memikirkan perencanaan tatanan sosial, ekonomi, bahkan pendidikannya, terutama upaya peningkatan kompetensi masyarakatnya.
Upaya pembangunan dari segala aspek oleh UMM juga dilakukan di wilayah lainnya. Selain Kampung Warna Warni Jodiban di Kota Malang, lainnya adalah Wisata Kampung Topeng Desaku Menanti Kota Malang, serta sejumlah wilayah lainnya. UMM juga akan mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Turen, Kabupaten Malang.
Proses pembuatan tempe sebagai bahan baku pembuatan replika dinosaurus ini sudah mulai dilakukan, Selasa (2/4). Hal ini dilakukan karena proses pembuatan tempe membutuhkan waktu cukup lama, yakni 3-4 hari. Tak sampai mubadzir, sebab replika ini dibagikan kepada pengunjung dan masyarakat yang melintas di sekitar kawasan wisata Jawa Timur Park 3.
Jamroji, dosen pembimbing praktikum Prospero mengungkapkan untuk mewujudkan pemecahan rekor MURI tersebut, ia dan mahasiswa bimbingannya melibatkan warga sekitar maupun perusahaan penyedia cat, yakni PT Inti Daya Guna Aneka Warna (Indana), dan Jawa Timur Park Group.
"Untuk membuat replika dinosaurus dari tempe ini dibutuhkan tenaga kurang lebih 12-15 orang dan menghabiskan biaya hampir Rp20 juta yang digunakan untuk menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan," kata Jamroji.
Ia mengaku untuk mewujudkan pemecahan rekor MURI ini, usaha yang dilakukan tidaklah mulus. "Banyak hal yang harus dihadapi dan diselesaikan bersama. Karena proyek ini melibatkan banyak pihak, sehingga dalam membuat suatu keputusan harus dimusyawarahkan bersama," tuturnya.
Ketika pengajuan pemecahan rekor MURI ini ada beberapa peraturan yang harus dipatuhi. Rencana awal replika dinosaurus berbahan baku tempe itu akan diberi formalin dan dipamerkan di Jawa Timur Park 3. Namun, untuk kategori makanan, tempe yang dibuat replika disyaratkan untuk dikonsumsi dan tidak boleh tersisa.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Replika dinosaurus berukuran 7x5 meter ini "disembelih" oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Penyembelihan replika dinosaurus berbahan tempe itu sekaligus menandai peresmian destinasi wisata baru di Kota Batu, yakni Kampung Hijau Tempenosaurus.
"Dilaunchingnya Kampung Hijau Tempenosaurus sesungguhnya menginisiasi bangunan peradaban kemanusiaan. Karena yang diharapkan dari pembangunan dimanapun adalah 'people center development', pusat dari seluruh pembangunan adalah pembangunan manusia yang ada di dalamnya," kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di sela pemecahan rekor MURI tersebut di Batu.
Menurut Khofifah, membangun perkampungan adalah membangun peradaban. Membangun peradaban adalah membangun tatanan sosialnya, budayanya, serta estetikanya. "Partnership ini terbangun dengan sangat baik, antara korporasi yakni PT Indana dan UMM sebagai perguruan tinggi," tuturnya.
Sementara itu, Rektor UMM Dr Fauzan mengatakan proses pembangunan kampung ini tidak cukup berhenti pada pengecetan. UMM juga akan mulai memikirkan perencanaan tatanan sosial, ekonomi, bahkan pendidikannya, terutama upaya peningkatan kompetensi masyarakatnya.
Upaya pembangunan dari segala aspek oleh UMM juga dilakukan di wilayah lainnya. Selain Kampung Warna Warni Jodiban di Kota Malang, lainnya adalah Wisata Kampung Topeng Desaku Menanti Kota Malang, serta sejumlah wilayah lainnya. UMM juga akan mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Turen, Kabupaten Malang.
Proses pembuatan tempe sebagai bahan baku pembuatan replika dinosaurus ini sudah mulai dilakukan, Selasa (2/4). Hal ini dilakukan karena proses pembuatan tempe membutuhkan waktu cukup lama, yakni 3-4 hari. Tak sampai mubadzir, sebab replika ini dibagikan kepada pengunjung dan masyarakat yang melintas di sekitar kawasan wisata Jawa Timur Park 3.
Jamroji, dosen pembimbing praktikum Prospero mengungkapkan untuk mewujudkan pemecahan rekor MURI tersebut, ia dan mahasiswa bimbingannya melibatkan warga sekitar maupun perusahaan penyedia cat, yakni PT Inti Daya Guna Aneka Warna (Indana), dan Jawa Timur Park Group.
"Untuk membuat replika dinosaurus dari tempe ini dibutuhkan tenaga kurang lebih 12-15 orang dan menghabiskan biaya hampir Rp20 juta yang digunakan untuk menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan," kata Jamroji.
Ia mengaku untuk mewujudkan pemecahan rekor MURI ini, usaha yang dilakukan tidaklah mulus. "Banyak hal yang harus dihadapi dan diselesaikan bersama. Karena proyek ini melibatkan banyak pihak, sehingga dalam membuat suatu keputusan harus dimusyawarahkan bersama," tuturnya.
Ketika pengajuan pemecahan rekor MURI ini ada beberapa peraturan yang harus dipatuhi. Rencana awal replika dinosaurus berbahan baku tempe itu akan diberi formalin dan dipamerkan di Jawa Timur Park 3. Namun, untuk kategori makanan, tempe yang dibuat replika disyaratkan untuk dikonsumsi dan tidak boleh tersisa.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019