Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan terus mencermati penjualan jajanan anak sekolah yang menjamur di sekolah-sekolah di wilayah itu.


"Kami berusaha mencegah atau setidaknya mengurangi penjualan jajajan anak sekolah, khususnya jajanan yang mengandung bahan berbahaya," kata Kepala Dinkes Banjarmasin, drg Diah R Praswasti kepada ANTARA di Banjarmasin, Rabu.

Ketika ditanya di sela-sela kegiatan Hari Kesehatan Nasional yang ke-48 di halaman kantornya, Diah R Praswasti menjelaskan membagikan sedikitnya 1.000 buah stiker imbauan mengenai bahaya jajanan berbahaya kepada para pedagang, sekolah dan lokasi lainnya.

Menurutnya sasaran yang dibagikan stiker tersebut kepada para pedagang jajanan yang biasa mangkal di 302 buah gedung Sekolah Dasar (SD) yang ada di Banjarmasin.

Selain itu juga dibagikan kepada 26 Puskesmas dan gedung Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan gedung Sekolah Menengah Atas (SMA).

Hal itu dilakukan mengingat ditemukan banyak sekali jajanan anak sekolah di Banjarmasin yang mengandung bahan berbahaya, seperti formalin, rodamine, borak, atau natrium.

Berdasarkan uji laboratorium terhadap 198 sampel jajanan yang sering diperjualbelikan tersebut, ternyata 94 simpel dinilai tidak memenuhi standar yang disyaratkan bagi kesehatan.

Dari aneka jenis jajanan tersebut ternyata menggunakan pewarna tekstil yang berbahaya, jika sering dikonsumsi, begitu juga terhadap pemanis buatan atau pengawet dari jajanan tersebut.

Untuk mencegah jananan demikian pihak Dinkes Banjarmasin melakukan pembinaan terhadap industri rumah tangga yang memproduksi jajanan demikian, diharapkan mereka tidak lagi memanfaatkan bahan berbahaya tersebut.

  Selain itu, setiap produk jajanan tersebut nantinya diberikan sertifikat produk pangan yang menandakan bahwa produk tersebut aman untuk dikonsumsi./D.
(T.H005/B/I006/I006) 21-11-2012 12:29:20

Pewarta:

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012