Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) melaksanakan penyuluhan pemanfaatan bahan organik untuk pertanian kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa Mahang Matang Landung, Jum'at.

Penyuluh Pertanian desa tersebut, Nor Sabah Al Isnaini memaparkan, bahwa kegiatan ini memang dilaksanakan berdasarkan dari keinginan para anggota KWT.

Menurutnya, kegiatan itu diisi dengan dua macam pelatihan, yaitu pembuatan pupuk kompos yang diikuti oleh KWT Teratai dan Pembuatan Petisida Nabati yang diikuti oleh KWT Melati.

"Kami bersama-sama mencoba membuat 100 Kg pupuk kompos dengan komposisi Kotoran Sapi 60 kg, Sekam 30 kg, Bekatul 10 kg, EM4 100 ml, Gula 100 gram, dan Air 5 liter," papar penyuluh yang baru dua bulan membina desa tersebut.

Sedangkan untuk Pestisida Nabati pihaknya membuat insektisida larutan daun sirsak dengan komposisi daun sirsak 100 lembar, bawang putih 100 gram, deterjen 15 gram, dan Air 5 liter.

Petugas Pengamat Hama Penyakit (PHP) Kecamatan Pandawan Sri Sumiati SP menambahkan, bahwa kegiatan itu sangat positif dan kiranya perlu ditingkatkan pengenalan terhadap bahan-bahan organik yang dapat dimanfaatkan di bidang pertanian.

"Pemanfaatan bahan-bahan organik dapat mendukung usaha dalam menekan tingkat resistensi atau kekebalan hama penyakit terhadap bahan kimia," ujarnya.

Kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan dirasakan sangat sesuai dengan kebutuhan ibu-ibu, hal ini berkaitan dengan kepedulian mereka terhadap hasil pertanian mereka yang aman dan sehat untuk dikonsumsi.

Terbukti dari tingkat kehadiran peserta yang cukup tinggi, dari KWT Teratai dihadiri 30 orang anggota dan KWT Melati dihadiri 35 orang angota.

Ketua KWT Teratai, Waginah menyampaikan ketertarikannya untuk menerapkan ilmu pertanian organik tersebut. Meskipun baru dan belum berpengalaman, dia optimis dapat melakukannya.

"Sepertinya kami semua bisa menerapkan dan membuat bahan-bahan dari organik itu. Karena bahanya banyak tersedia, murah dan membuatnya relatif mudah,” katanya.

Menurutnya, apapun nanti hasilnya ilmu baru itu harus dicoba.  Bila terjadi kegagalan maka nanti dapat dicari pemecahannya sampai akhirnya dapat berhasil.

Pewarta: M. Taupik Rahman

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019