Petani daerah hulu sungai atau "Banua Anam" Kalimantan Selatan (Kalsel) mengeluhkan ketersediaan pupuk pada mereka membutuhkan.
Selain itu, petani hulu sungai mengeluhkan ketersediaan pestisida, ujar anggota DPRD Kalsel H Iberhim Noor SE di Banjarmasin, sebelum meninjau Bendungan Kinarum Tabalong, kabupaten paling utara provinsi tersebut, Selasa.
"Keluhan petani tersebut mereka kemukakan ketika reses di daerah pemilihan (dapil) saya yaitu Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan (HSS) dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), pekan lalu," tuturnya menjawab Antara Kalsel.
"Memang pupuk dan pestisida (racun pembasmi hama dan penyakit tanaman) ada saja, tetapi bukan saat membutuhkan," kutip wakil rakyat asal dapil Kalsel IV/Tapin, HSS dan HST yang merupakan bagian dari Banua Anam provinsi tersebut.
Oleh karenanya petani hulu sungai atau Banua Anam Kalsel terpaksa harus beli pupuk dan pestisida dengan harga mahal, sebab bukan subsidi, lanjut politikus Partai NasDem tersebut.
Ketua Fraksi Pembaharuan Berhati Nurani (PBN) DPRD Kalsel itu juga mengungkapkan, keluhan lain petani di dapilnya yaitu masalah harga gabah saat mereka panen selalu anjlok.
Namun laki-laki kelahiran tahun 1948 itu tidak menyebutkan nilai anjloknya harga gabah pada tingkat petani tersebut, kecuali berharap, agar pemerintah mencarikan solusi terbaik sehingga mereka tidak merugi.
Pasalnya kalau dibandingkan antara biaya produksi dengan hasil panen masih kurang seimbang, sementara para petani mengharapkan pendapatan dan peningkatan kesejahteraan mereka dari usaha tani tersebut, demikian Iberhim Noor.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Selain itu, petani hulu sungai mengeluhkan ketersediaan pestisida, ujar anggota DPRD Kalsel H Iberhim Noor SE di Banjarmasin, sebelum meninjau Bendungan Kinarum Tabalong, kabupaten paling utara provinsi tersebut, Selasa.
"Keluhan petani tersebut mereka kemukakan ketika reses di daerah pemilihan (dapil) saya yaitu Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan (HSS) dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), pekan lalu," tuturnya menjawab Antara Kalsel.
"Memang pupuk dan pestisida (racun pembasmi hama dan penyakit tanaman) ada saja, tetapi bukan saat membutuhkan," kutip wakil rakyat asal dapil Kalsel IV/Tapin, HSS dan HST yang merupakan bagian dari Banua Anam provinsi tersebut.
Oleh karenanya petani hulu sungai atau Banua Anam Kalsel terpaksa harus beli pupuk dan pestisida dengan harga mahal, sebab bukan subsidi, lanjut politikus Partai NasDem tersebut.
Ketua Fraksi Pembaharuan Berhati Nurani (PBN) DPRD Kalsel itu juga mengungkapkan, keluhan lain petani di dapilnya yaitu masalah harga gabah saat mereka panen selalu anjlok.
Namun laki-laki kelahiran tahun 1948 itu tidak menyebutkan nilai anjloknya harga gabah pada tingkat petani tersebut, kecuali berharap, agar pemerintah mencarikan solusi terbaik sehingga mereka tidak merugi.
Pasalnya kalau dibandingkan antara biaya produksi dengan hasil panen masih kurang seimbang, sementara para petani mengharapkan pendapatan dan peningkatan kesejahteraan mereka dari usaha tani tersebut, demikian Iberhim Noor.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019