Tanjung, (Antaranews Kalsel) - Realisasi investasi atau ijin usaha di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Tabalong mencapai Rp6,2 triliun dan masih didominasi sektor pertambangan.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Tabalong Nanang Mulkani mengatakan potensi sumber daya alam berupa hasil tambang di wilayah ini cukup tinggi karena itu ijin usaha sektor ini masih dominan.

"Pemerintah daerah terus berupaya meningkatkan sektor non pertambangan seperti pertanian dan perkebunan," jelas Nanang.

Peningkatan realisasi ijin usaha atau investasi terlihat pada 2018 mencapai Rp3,3 triliun dibanding 2017 hanya sekitar Rp185,9 miliar.

Komitmen Pemkab Tabalong meningkatkan sektor non tambang ungkap Nanang untuk mewujudkan masyarakat Tabalong yang mandiri dan sejahtera sesuai visi dan misi Kabupaten dengan julukan 'Bumi Saraba Kawa' ini.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu setempat juga gencar mempromosikan potensi dan produk unggulan daerah pada ajang pameran investasi tingkat nasional.

Guna menarik investor luar Tabalong melakukan usaha di wilayah ini khususnya sektor pertanian dan perkebunan.

Saat ini investasi terbesar dari sektor pertambangan, pabrik semen milik investor asal Tionghoa dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap milik PT MSW dan PT Tanjung Power Indonesia.

Banyaknya investasi yang masuk ungkap Nanang juga berdampak pada peningkatan pendapatan daerah berupa retribusi Ijin Mendirikan Bangunan (IMB).

"Tahun lalu realisasi retribusi IMB mencapai Rp1 miliar lebih dari target Rp500 juta menyusul adanya pembangunan PLTU, " jelas Nanang.

Selanjutnya tahun ini DPMPTST setempat menambah target retribusi IMB menjadi Rp600 juta.

Pewarta: Herlina Lasmianti

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019