Jakarta (Antaranews Kalsel) - Pagi ini SpaceX dan roket Falcon 9 meluncurkan tiga pesawat ruang angkasa, termasuk Satelit Nusantara Satu dan pendarat Bulan Israel bernama Baresheet, dari Stasiun Angkatan Udara Cape Canaveral di Florida.
Misi pendaratan bulan Israel Baresheet itu diharapkan akan tiba di bulan pada April. Kalau sukses, maka Israel akan bergabung dengan negara-negara yang juga sukses mendaratkan misi di Bulan seperti Amerika Serikat, Rusia, dan China.
Baresheet dikembangkan oleh badan nirlaba SpaceIL Israel. Falcon 9 akan menurunkan pendarat ini sekitar 60.000 kilometer di angkasa, menempatkan pesawat ruang angkasa ke orbit memanjang di sekitar Bumi. Dari sana, Baresheet melakukan perjalanan selama dua bulan ke depan ke Bulan.
Ini akan jadi yang pertama bagi SpaceX meluncurkan pesawat ke Bulan.
Sementara itu, misi tersebut merupakan penerbangan pertama Spaceflight Industries untuk mengirim pesawat ruang angkasa ke orbit tinggi yang dikenal sebagai orbit transfer geosinkron.
Sebelum ini, Spaceflight hanya mengatur misi yang menuju orbit rendah Bumi, tetapi penerbangan kali ini akan lebih tinggi dari yang pernah dilakukan perusahaan sebelumnya.
“Misi ini sangat kompleks, ada banyak kendala desain dan kendala misi yang sangat spesifik untuk jenis misi ini,” Ryan Olcott, direktur misi untuk penerbangan ini di Spaceflight, mengatakan kepada The Verge, Kamis (21/2).
SpaceX berencana mendaratkan rocket booster Falcon 9 pada kapal drone "Of Course I Still Love You," yang ditempatkan di Samudera Atlantik.
Sebelumnya, SpaceX sukses mendaratkan rocket booster pertamanya pada April 2016 dan sejak itu sukses melakukan serangkaian pendaratan dan peluncuran menggunakan rocket booster bekas.
CEO SpaceX Elon Musk sebelumnya mengatakan penggunaan roket daur ulang bisa mengurangi biaya perjalanan ke antariksa setidaknya 100.
Baca juga: Mengenal satelit multifungsi high throughput untuk internet cepat
Baca juga: Satelit Nusantara Satu buatan Indonesia segera mengudara
Baca juga: SpaceX ungkap penumpang pertama penerbangan ke bulan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Misi pendaratan bulan Israel Baresheet itu diharapkan akan tiba di bulan pada April. Kalau sukses, maka Israel akan bergabung dengan negara-negara yang juga sukses mendaratkan misi di Bulan seperti Amerika Serikat, Rusia, dan China.
Baresheet dikembangkan oleh badan nirlaba SpaceIL Israel. Falcon 9 akan menurunkan pendarat ini sekitar 60.000 kilometer di angkasa, menempatkan pesawat ruang angkasa ke orbit memanjang di sekitar Bumi. Dari sana, Baresheet melakukan perjalanan selama dua bulan ke depan ke Bulan.
Ini akan jadi yang pertama bagi SpaceX meluncurkan pesawat ke Bulan.
Sementara itu, misi tersebut merupakan penerbangan pertama Spaceflight Industries untuk mengirim pesawat ruang angkasa ke orbit tinggi yang dikenal sebagai orbit transfer geosinkron.
Sebelum ini, Spaceflight hanya mengatur misi yang menuju orbit rendah Bumi, tetapi penerbangan kali ini akan lebih tinggi dari yang pernah dilakukan perusahaan sebelumnya.
“Misi ini sangat kompleks, ada banyak kendala desain dan kendala misi yang sangat spesifik untuk jenis misi ini,” Ryan Olcott, direktur misi untuk penerbangan ini di Spaceflight, mengatakan kepada The Verge, Kamis (21/2).
SpaceX berencana mendaratkan rocket booster Falcon 9 pada kapal drone "Of Course I Still Love You," yang ditempatkan di Samudera Atlantik.
Sebelumnya, SpaceX sukses mendaratkan rocket booster pertamanya pada April 2016 dan sejak itu sukses melakukan serangkaian pendaratan dan peluncuran menggunakan rocket booster bekas.
CEO SpaceX Elon Musk sebelumnya mengatakan penggunaan roket daur ulang bisa mengurangi biaya perjalanan ke antariksa setidaknya 100.
Baca juga: Mengenal satelit multifungsi high throughput untuk internet cepat
Baca juga: Satelit Nusantara Satu buatan Indonesia segera mengudara
Baca juga: SpaceX ungkap penumpang pertama penerbangan ke bulan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019