Amuntai, (Antaranews Kalsel) - Penggunaan alat kontrasepsi untuk program Keluarga Berencana berupa suntik ternyata berdampak bagi kulit wajah wanita antara lain munculnya flek hitam.

Kasus tersebut, sebagaimana dialami oleh istri Chaerul Effendi salah seorang pengguna alat kontrasepsi vasektomi saat membagi pengalaman pada peserta Sosialisasi Metode Kontrasepsi Jangka Panjang di Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan.

Setelah mengetahui ada alat kontrasepsi lain yang lebih aman dan baik, yaitu vasektomi, akhirnya Cherul mencoba program tersebut.

"Sejak saya mengikuti program operasi vasektomi flek hitam di wajah istri saya sudah tidak ada lagi, karena istri saya tidak lagi mengonsumsi pil KB," katanya.

Dampak lainnya adalah, penyakit darah tinggi istri Chaerul juga berangsur sembuh.

Chaerul juga mengatakan, kondisi kesehatan dan stamina juga cukup baik sejak dia menjalani Medis Operasi Pria (MOP) delapan tahun lalu.

Bukan hanya itu, ayah tiga anak ini mengaku, tingkat libidonya juga semakin bertambah intensitasnya, sehingga turut berdampak meningkatkan keharmonisan keluarganya.

Kasubid Kesehatan Reproduksi BKKBN Kalimantan Selatan dr Mahendra Prakoso mengatakan capaian MOP yang cukup bagus hingga mencapai 100 persen terjadi di tiga kabupaten yakni Hulu Sungai Utara, Balangan dan Banjarmasin.

Menurut dia, capaian MOP tiga kabupaten cukup bagus karena ditunjang pendanaannya oleh APBD, sedangkan kabupaten/kota kurang baik capaian MOP karena hanya didukung anggaran APBN semata.

Mehendra mengungkapkan, capaian MOP Kalsel sebanyak 221 orang pada 2018. Pihak BKKBN Kalsel tidak berani menargetkan pencapaian MOP lebih tinggi di 2019, karena adanya pemangkasan anggaran baik di pusat maupun provinsi.

Pemangkasan anggaran salah satunya berdampak pada berkurang intensitas kegiatan sosialisasi MKJP ke berbagai kabupaten/kota oleh penyuluh BKKBN Kalsel.

"Saat ini jumlah peserta KB Pria di Kalsel sebanyak hampir 2000 orang, jumlah tersebut hanya sekitar dua persen dibanding jumlah penduduk pria di Kalsel, " katanya.

Mahendra mensinyalir, masih minimnya kepesertaan KB pria, karena masih banyak kaum pria atau suami yang belum memahami mengenai Vasektomi khususnya yang merupakan salah satu metode kontrasepsi jangka panjang.

Selain itu, katanya, masih banyak masyarakat khususnya umat islam beranggapan, penggunaan alat kontrasepsi yang berfungsi untuk mengendalikan kehamilan tersebut bertentangan dengan hukum Islam.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) KH Said Masrawan Lc mengatakan berdasarkan Ayat Al-Quran dan Sunah Nabi Muhammad SAW tidak ada yang secara langsung dan tegas melarang penggunaan alat kontraspsi melalui program KB.

"Memang ada Hadist Nabi Muhammad yang mengatakan bahwa di Yaumil Mahsyar nanti Beliau membanggakan jumlah umatnya yang begitu besar dihadapan nabi-nabi yang lain, tapi mengambil sikap terhadap penggunaan alat kontrasepsi jangan hanya terpaku pada hadist itu karena ada juga hadist lain yang justru membenarkan penggunaan alat kontrasepsi untuk mengatur kehamilan," katanya.

Dikatakan, Nabi Muhammad juga tidak ingin umat Islam meninggalkan anak keturunannya dalam kondisi lemah dalam berbagai aspek, baik ekonomi, pendidikan, kesehatan dan lainnya.

Penggunaan alat kontrasepsi program KB dalam rangka pengendalian kehamilan diyakini akan membantu keluarga dalam meningkatkan taraf ekonomi dan kematangan sosial, sehingga mampu memberikan pendidikan dan kasih sayang yang maksimal kepada anak-anaknya.

Kegiatan sosialisasi MKJP oleh BKKBN Kalsel turut dihadiri Kepala bidang keluarga berencana dan kesehatan reproduksi (KBKR) DPPKBD Kabupaten HSU Thaberi beserta staf yang melakukan sosialisasi di Kecamatan Banjang dan Desa Padang Luar Kecamatan Amuntai Utara


 

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019