Barabai, (Antaranews Kalsel) - Musim panen di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) telah tiba dan masing-masing petani telah sibuk di sawah setiap hari.  Petani Desa Sumanggi Kecamatan Batang Alai Utara (Batara) melestarikan kegiatan positif yang disebut budaya Baariyan dalam memanen padi.

Budaya Baariyan merupakan istilah lain dari kegiatan gotong-royong atau melakukan pekerjaan seperti tanam atau panen padi secara bersama-sama.

Biasanya, kegiatan ini diikuti oleh beberapa orang petani yang didominasi ibu-ibu tani. Mereka membawa arit masing-masing, sedangkan yang punya lahan menyediakan konsumsi dan tenda tempat berteduh.

Konsumsi yang disediakan biasanya berupa teh manis, kue, dan nasi bungkus.

Menurut Ketua Gapoktan Sumber Usaha Desa Sumanggi Syahdankasi, Senin (18/2) memyampaikan budaya baariyan sudah lama dilakukan di Sumanggi dan wilayah-wilayah di HST. Kegiatan ini bertujuan untuk menghemat waktu dan meminimkan biaya panen,  karena dilakukan secara bersama.

"Sambil bercengkrama dan membicarakan ragam topik, dalam satu hari mereka dapat memanen padi se luas 0,5 Ha bahkan lebih. Selain itu kegiatan ini ditujukan untuk menambah keakraban, memupuk semangat tolong-menolong dan gotong-royong," terangnya.

Waktu giliran Baariyan ditentukan berdasarkan kondisi padi anggota, siapa yang padinya telah matang sempurna maka panen lebih dahulu dilakukan di sawahnya.

Kegiatan Baariyan dimulai pagi hari dari jam delapan sampai jam 11. Bila lahan yang dipanen anggota tidak terlalu luas, dalam satu hari kegiatan Baariyan bisa dilakukan dua hingga tiga kali pertemuan.

Aturan dalam Baariyan ditentukan berdasarkan kesepakatan lisan, kapan mulai ke sawah, kapan istirahat dan kapan selesai.

Misalkan ada anggota dalam satu kegiatan panen tidak hadir.  Yang bersangkutan tidak diberikan sangsi asal memberi tahu dan alasannya dapat diterima.

Apabila anggota pelaksana Baariyan 10 orang, maka setiap orang petani diberi kewajiban hadir sebanyak 10 kali kegiatan panen.

Kadangkala, Baariyan dilakukan tak hanya pada saat panen, namun pada saat tanam padi pun beberapa petani bersepakat melakukannya.

Menurut sebagian petani, Baariyan adalah solusi konkret mengatasi mahalnya upah dan mengefesienkan waktu tanam maupun panen.

Baca juga: Setubuhi anak di bawah umur, warga HST ini dilaporkan ke polisi
Baca juga: Batang Alai berselawat
Baca juga: Pelaku pembunuh mantan istri di Pantai Batung menyerahkan diri

Pewarta: M. Taupik Rahman

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019