Batulicin, (ANTARA News) - Penderita penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Tanah Bumbu, saat ini mencapai 37 orang, kata Kepala Dinas Kesehatan Tanah Bumbu, Damrah.

Sebanyak 37 orang yang dinyatakan posistif, terkena penyakit demam berdarah tersebut tersebar di seluruh kecamatan, namun kasus yang paling tinggi berada di Kecamatan Simpang Empat, katanya di Batulicin, Selasa.

"Kasus demam berdarah kali ini meningkat dibandingkan dengan periode sebelumnya, bahkan pada awal Januari hingga saat ini telah mencapai 37 kasus," katanya.

Dia mengatakan, sepanjang 2016, korban yang menderita demam berdarah mencapai 424 orang dan kasusnya paling tinggi terjadi di Kecamatan Simpang Empat, sedangkan periode 2017 total sebanyak 376 kasus. Sejak Januari hingga awal Februari 2019 sudah terjadi 37 kasus.

Upaya pemerintah daerah, diantaranya melakukan pemberantasan jentik nyamuk, dan nyamuk dewasa di daerah yang terjadi kasus demem berdarah.

Pihak Dinas Kesehatan Tanah Bumbu juga melibatkan masyarakat secara langsung untuk melakukan pembasmian sarang nyamuk secara serentak dengan menaburkan serbuk abate pada genangan air yang ada di lingkungan masyarakat.

Selain itu petugas dinas kesehatan juga melakukan pengasapan atau fogging nyamuk secara rutin di setiap desa yang sering terjadi kasus demam berdarah untuk membunuh induk-induk nyamuk yang masih hidup.

Menurut Damrah, penyakit demam berdarah merupakan salah satu penyakit berbahaya dan paling mematikan di dunia yang di transfer oleh nyamuk.

Penyakit demam berdarah apabila tidak segera diatasi akan menyebabkan kematian, sehingga seluruh masyarkat harus benar-benar menganal secara dini ciri-ciri penyakit demam berdarah.

"Ciri-ciri seseorang terserang penyakit demam berdarah diawali dengan demam tinggi hingga 40 derajat C. Sakit kepala parah, nyeri pada retro-orbital (bagian belakang mata), nyeri otot dan sendi parah, mual dan muntah, ruam yang kemudian muncul di sekujur tubuh sekitar 3-4 hari setelah demam," paparnya.

Pewarta: Sujud Mariono

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019