Jakarta (AntaraNews Kalsel) - Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Ari F Syam meminta masyarakat untuk mencurigai demam tinggi secara mendadak dengan kemungkinan terjangkitnya demam berdarah.
"Saat ini demam tinggi mendadak yang terjadi di kota-kota besar di Indonesia terutama di Jakarta harus dicurigai demam berdarah sebagai penyebabnya," ujar Ari di Jakarta, Kamis.
Dia menjelaskan semakin dini seseorang diketahui menderita demam berdarah, makin mudah ditangani dan tidak mudah jatuh ke berbagai komplikasi seperti syok dan perdarahan yang lebih sulit ditangani.
Penyakit demam berdarah (DBD) merupakan penyakit endemis di Indonesia dan kasus demam berdarah dapat ditemukan sepanjang tahun.
Karena itu, sebaiknya masyarakat dan dokter juga sudah paham dan dapat mengenali kasus demam berdarah dengan waktu cepat. "Kita berharap kasus-kasus demam berdarah tak datang terlambat ke rumah sakit karena makin terlambat, semakin susah untuk ditangani," kata dia.
Untuk gejala klinis demam berdarah cukup bervariasi. Demam yang timbul bisa secara terus-menerus, bisa naik-turun dan bisa hanya satu hingga dua hari saja.
Selain demam tinggi yang mendadak, pasien kadang kala juga merasakan gangguan pada pencernaan berupa nyeri di ulu hati, mual bahkan muntah, nyeri perut serta susah buang air besar. Diare pun bisa ditemukan pada 5-6 persen kasus demam berdarah.
Pasien dengan DBD juga bisa disertai keluhan kepala pusing seperti melayang, pegal dan rasa nyeri di otot. Pada demam berdarah berat terjadi perdarahan, baik berupa bintik merah pada kulit terutama di tangan, kaki dan dada, mimisan, gusi berdarah bahkan sampai muntah darah.
"Bahkan, jika terlambat bisa saja pasien datang sudah dalam keadaan syok ditandai dengan tekanan darah yang turun, ujung-ujung kaki dan tangan menjadi dingin, nadinya menjadi cepat. Kondisi pasien biasanya lemah dan tidak bertenaga," katanya.
Untuk pengobatan penting dan utama dalam tata laksana pasien dengan demam berdarah adalah menjaga sirkulasi cairan dengan infus yang cukup dan minum yang banyak.
Ari juga meminta masyarakat untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk, temukan jentik-jentik sekitar rumah tempat terdapat genangan air.
Selain itu, lakukan upaya mengubur, menguras dan menutup. Mengubur barang bekas, menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air.
Baca juga: Uang kuliah di kedokteran UI terbilang murah, bahkan bisa gratis
Baca juga: Bisa dipilih lulusan SMA/SMK, UI miliki Prodi Okupasi Terapi
Baca juga: UI raih peringkat 82 perguruan tinggi negara berkembang
"Saat ini demam tinggi mendadak yang terjadi di kota-kota besar di Indonesia terutama di Jakarta harus dicurigai demam berdarah sebagai penyebabnya," ujar Ari di Jakarta, Kamis.
Dia menjelaskan semakin dini seseorang diketahui menderita demam berdarah, makin mudah ditangani dan tidak mudah jatuh ke berbagai komplikasi seperti syok dan perdarahan yang lebih sulit ditangani.
Penyakit demam berdarah (DBD) merupakan penyakit endemis di Indonesia dan kasus demam berdarah dapat ditemukan sepanjang tahun.
Karena itu, sebaiknya masyarakat dan dokter juga sudah paham dan dapat mengenali kasus demam berdarah dengan waktu cepat. "Kita berharap kasus-kasus demam berdarah tak datang terlambat ke rumah sakit karena makin terlambat, semakin susah untuk ditangani," kata dia.
Untuk gejala klinis demam berdarah cukup bervariasi. Demam yang timbul bisa secara terus-menerus, bisa naik-turun dan bisa hanya satu hingga dua hari saja.
Selain demam tinggi yang mendadak, pasien kadang kala juga merasakan gangguan pada pencernaan berupa nyeri di ulu hati, mual bahkan muntah, nyeri perut serta susah buang air besar. Diare pun bisa ditemukan pada 5-6 persen kasus demam berdarah.
Pasien dengan DBD juga bisa disertai keluhan kepala pusing seperti melayang, pegal dan rasa nyeri di otot. Pada demam berdarah berat terjadi perdarahan, baik berupa bintik merah pada kulit terutama di tangan, kaki dan dada, mimisan, gusi berdarah bahkan sampai muntah darah.
"Bahkan, jika terlambat bisa saja pasien datang sudah dalam keadaan syok ditandai dengan tekanan darah yang turun, ujung-ujung kaki dan tangan menjadi dingin, nadinya menjadi cepat. Kondisi pasien biasanya lemah dan tidak bertenaga," katanya.
Untuk pengobatan penting dan utama dalam tata laksana pasien dengan demam berdarah adalah menjaga sirkulasi cairan dengan infus yang cukup dan minum yang banyak.
Ari juga meminta masyarakat untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk, temukan jentik-jentik sekitar rumah tempat terdapat genangan air.
Selain itu, lakukan upaya mengubur, menguras dan menutup. Mengubur barang bekas, menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air.
Baca juga: Uang kuliah di kedokteran UI terbilang murah, bahkan bisa gratis
Baca juga: Bisa dipilih lulusan SMA/SMK, UI miliki Prodi Okupasi Terapi
Baca juga: UI raih peringkat 82 perguruan tinggi negara berkembang
Editor: Sri Muryono
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019