Es sarang burung menjadi menu berbuka puasa bagi sebagian warga Kota Banjarmasin dan jenis es tersebut laris terjual di pinggiran jalan Kota Banjarmasin.

Salah satu pedagang es sarang burung di Banjarmasin, Syahdi di Banjarmasin, Jumat mengatakan, dagangannya setiap harinya banyak pembeli.

Kebanyakan yang menjadi pembeli diusahanya itu adalah para pelanggan dari tahun ke tahun karena dirinya setiap tahun di Bulan Suci Ramadhan selalu membuka usaha es sarang burung yang berlokasi di jalan KS Tubun tepatnya didepan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Polri di Banjarmasin.

Bukan itu saja, setiap hari jualan yang dimulai sekitar pukul 15.30 wita itu, beberapa pembeli sudah mampir untuk membungkus es sarang burung, mulia dari satu bungkus hingga beberapa bungkus.

"Kemungkinan es sarang buruang ini menajdi pilihan buat mereka untuk berbuka puasa, karena es ini sangat cocok buat menghilangkan rasa haus setelah seharian berpuasa," terangnya kepada ANTARA.

Syahdi terus mengatakan, bahwa harga satu bungkus es sarang burung dijual dengan harga Rp 8000 sehingga harga tersebut dinilai tidak mahal dan mudah terjangkau oleh masyarakat kelas menengah kebawah.

Dalam setiap tahunnya harga es sarang burung ini terus naik dan paling tinggi dinaikan Rp 1000, namun masyarakat tidak ada yang keberatan dan mereka juga tau kondisi harga barang saat ini.

Dibulan Suci Ramadhan, harga barang pada naik semuanya termasuk bahan baku dalam pembuatan es sarang burung sehingga wajar kalau harga itu dinaikan Rp 1000 dari harga tahun lalu sebesar Rp 7000/bungkus.

"Pelanggan maupun pembeli tidak ada yang keberatan bila kita naikan harganya dari tahun lalu, karena dilihat harga bahan pokok maupun harga bahan baku es sarang burung sebagian besar pada naik juga," terangnya usai melayani pembeli.

Penjualan es sarang burung di Kota Banjarmasin ramai, namun pelanggan tetap memilih untuk membeli es tersebut di tempat usahanya, dan mereka tidak pernah beralih dalam setiap tahunnya.

"Kami sangat menjaga kualitas dan untuk urusan rasa kita tidak pernah mengurangi sehingga pelanggan tetap memilih kita walau usaha ini buka dan berjualan hanya satu tahun sekali di Bulan Suci Ramadhan," terang pria yang selalu setia menemani isterinya berdagang itu.

Pewarta:

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012