Amuntai, (Antaranews Kalsel) - Jumlah kunjungan wisatawan lokal ke Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan terus menurun dalam dua tahun terakhir.
Sejak 2012 hingga 2015 jumlah kunjungan wisatawan lokal ke Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) mencapai 100 ribu orang lebih pertahun, namun pada 2016 dan 2017 turun dibawah 90 ribu.
Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Dispopar) secara bertahap mulai mengembangkan destinasi wisata mulai 2020 salah satu tujuannya untuk meningkatkan kunjungan wisata.
Kasi Promosi Wisata Fahrurraji di Amuntai, Selasa mengatakan, pemanfaatan internet dan media sosial untuk promosi objek wisata masih kurang.
"Promosi wisata yang kita lakukan berupa mengikuti kegiatan pameran wisata, mengikuti event wisata ditingkat provinsi sambil mengenalkan budaya dan kuliner khas HSU," ujar Fahrurajji.
Fahrurajji mengatakan objek wisata yang tinggi kunjungan wisatawan lokal di Kabupaten HSU adalah objek Candi Agung dan Makam Said Sulaiman.
Dikatakan, untuk Makam Said Sulaiman atau yang dikenal 'Satu Badan Dua Kubur' di Desa Pakacangan dikunjungi 40.300 orang sedangkan situs Candi Agung di Kelurahan Sungai Malang dikunjungi 37.446 orang wisatawan berdasarkan data kunjungan wisatawan 2017.
"Sedang objek wisata lain yang cukup banyak dikunjungi adalah Mesjid Pandulangan dan Mesjid As-Syuda Waringin," katanya.
Sementara Kepala bidang Pariwisata dan Kebudayaan Siti Marhamah menjelaskan, Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) tengah digodok di DPRD HSU untuk dijadikan peraturan daerah.
"RIPPDA itu nanti jadi landasan kita untuk mengembangan destinasi wisata," terangnya.
RIPPDA diolah pihak Bappelitbang dengan bantuan tenaga konsultan dan masukan dari Dispopar HSU, kemungkinan realisasinya secara bertahap untuk mengembangan destinasi wisata dimulai 2020.
Sedangkan pada 2019 ini, lanjutnya Dispopar tengah berupaya meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengembangan pariwisata serta sosialisasi sadar wisata.
Menurutnya, destinasi wisata susur sungai atau susur rawa bisa menjadi objek wisata yang penting dikembangkan dalam rangka memanfaatkan potensi rawa, mengingat hampir 89 persen wilayah Kabupaten HSU terdiri atas lahan rawa.
"Melalui destinasi susur rawa ini tentu berujung pula pada pengembangan objek wisata kerbau rawa yang menjadi objek wisata andalan Kabupaten HSU yang sudah banyak dikenal," kata Marhamah.
Beberapa destinasi wisata memang sempat diusulkan di 2018 seperti Destinasi Peternakan Itik Alabio, Kerbau Rawa, Candi Agung, Wisata Religi, Susur Sungai dan lainnnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Sejak 2012 hingga 2015 jumlah kunjungan wisatawan lokal ke Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) mencapai 100 ribu orang lebih pertahun, namun pada 2016 dan 2017 turun dibawah 90 ribu.
Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Dispopar) secara bertahap mulai mengembangkan destinasi wisata mulai 2020 salah satu tujuannya untuk meningkatkan kunjungan wisata.
Kasi Promosi Wisata Fahrurraji di Amuntai, Selasa mengatakan, pemanfaatan internet dan media sosial untuk promosi objek wisata masih kurang.
"Promosi wisata yang kita lakukan berupa mengikuti kegiatan pameran wisata, mengikuti event wisata ditingkat provinsi sambil mengenalkan budaya dan kuliner khas HSU," ujar Fahrurajji.
Fahrurajji mengatakan objek wisata yang tinggi kunjungan wisatawan lokal di Kabupaten HSU adalah objek Candi Agung dan Makam Said Sulaiman.
Dikatakan, untuk Makam Said Sulaiman atau yang dikenal 'Satu Badan Dua Kubur' di Desa Pakacangan dikunjungi 40.300 orang sedangkan situs Candi Agung di Kelurahan Sungai Malang dikunjungi 37.446 orang wisatawan berdasarkan data kunjungan wisatawan 2017.
"Sedang objek wisata lain yang cukup banyak dikunjungi adalah Mesjid Pandulangan dan Mesjid As-Syuda Waringin," katanya.
Sementara Kepala bidang Pariwisata dan Kebudayaan Siti Marhamah menjelaskan, Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) tengah digodok di DPRD HSU untuk dijadikan peraturan daerah.
"RIPPDA itu nanti jadi landasan kita untuk mengembangan destinasi wisata," terangnya.
RIPPDA diolah pihak Bappelitbang dengan bantuan tenaga konsultan dan masukan dari Dispopar HSU, kemungkinan realisasinya secara bertahap untuk mengembangan destinasi wisata dimulai 2020.
Sedangkan pada 2019 ini, lanjutnya Dispopar tengah berupaya meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengembangan pariwisata serta sosialisasi sadar wisata.
Menurutnya, destinasi wisata susur sungai atau susur rawa bisa menjadi objek wisata yang penting dikembangkan dalam rangka memanfaatkan potensi rawa, mengingat hampir 89 persen wilayah Kabupaten HSU terdiri atas lahan rawa.
"Melalui destinasi susur rawa ini tentu berujung pula pada pengembangan objek wisata kerbau rawa yang menjadi objek wisata andalan Kabupaten HSU yang sudah banyak dikenal," kata Marhamah.
Beberapa destinasi wisata memang sempat diusulkan di 2018 seperti Destinasi Peternakan Itik Alabio, Kerbau Rawa, Candi Agung, Wisata Religi, Susur Sungai dan lainnnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019