Barabai, (Antaranews Kalsel) - Berdasarkan Badan Pusat Statistik 2020 nanti diprediksikan ada 83 juta jiwa generasi milenial dari 271 juta seluruh penduduk di Indonesia yang menjadi bagian dari tolak ukur kebangkitan masyarakat menyongsong Indonesia berkedaulatan.

"Fenomena transformasi masyarakat era revolusi industri 4.0  menjadi salah satu rujukan kita dalam mengemukakan gagasan terkait peran strategis millenium generation terhadap perkembangan dakwah di Indonesia," Kata aktivis perempuan dari Barabai, Siti Fatimah, Selasa (1/1/2019).

Menurut ketua umum Korps HMI Wati (Kohati) Cabang Barabai itu, generasi milenial adalah generasi strategis dalam mengorientasikan pembangunan indonesia ke depan. Dimana dalam era ini sistem otomatisasi dikembangkan dan berdampak pada berubahnya cara beraktivitas manusia baik secara ekonomi, sosial, politik, maupun budaya.

"Perubahan yang signifikan dalam beberapa ranah itu menjadi sebuah catatan penting bagi penyuluh agama untuk mengembangkan kapasitasnya dan bersama berproses serta beradaptasi menjawab tantangan yang hadir menyelimuti fenomena revolusi industri 4.0 ini," katanya.

Dalam perkembangan dakwah era ini, kita perlu sebuah kultur yang menjunjung tinggi pendidikan berupa mad'u yang partisipatif yaitu sebuah kebijaksanaan dari penyuluh agama untuk memberikan pesan dakwah dalam metode penyampaiannya berupa komunikasi dua arah yang dapat melibatkan mad'u langsung melakukan komunikasi di dalamnya.

Penyuluh agama yang menghadirkan inovasi dalam menyampaikan pesan dakwahnya adalah hal yang strategis apalagi ketika era ini hadir dan disinergikan dengan perkembangan dakwah di Indonesia, teori yang dihadirkan adalah ketika  zaman sebelumnya sebuah toko yang besar dan intensitas barang yang mumpuni adalah strategis untuk menangkap jaringan pembeli serta besar pasarnya.

Sedangkan dalam era ini penjual cukup punya telepon seluler android yang tersambung ke internet maka ia sudah bisa menawarkan dagangannya ke seluruh penjuru Nusantara tanpa harus melalui beberapa ruang dan waktu akibat jarak jauh yang ditempuh.

Artinya, peran teknologi hari ini begitu urgen dalam melejitkan ikhtiar memanusiakan manusia. Begitu pula dengan fenomena dakwah di Indonesia, revitalisasi dakwah yang dihadirkan dalam hal ini adalah dakwah dengan media.

Cukup dengan telepon seluler dan terkoneksi ke internet maka eksistensi pasar dakwah dalam perspektif pengguna internet yang banyak dan pada umumnya pengguna internet adalah generasi milenial menjadi sebuah gerakan dan upaya startegis dalam menyampaikan dakwah, baik dalam bentuk tulisan, desain gambar yang kreatif dan video yang menginspirasi.

"Mari bersama kita kobarkan literasi Islam sebagaimana warisan tulisan-tulisan yang telah sampai kepada kita sampai detik ini," kata Mahasiswa STAI Al-Washliyah Barabai yang saat ini sedang menggarap skripsi tersebut.

Baca juga: Badko HMI Kalselteng gelar seminar kebangsaan terkait dinamika Pemilu 2019
Baca juga: Save Meratus menjadi isu Nasional pada rekomendasi Eksternal Pleno 1 PB HMI
Baca juga: Kohati Barabai gelorakan semangat penguatan budaya literasi perempuan

Pewarta: M. Taupik Rahman

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019