Amuntai, (Antaranews Kalsel) -Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan Anisah Rasyidah mengatakan persiapan generasi emas bangsa tidak semata-mata dengan pengasuhan yang tersusun dalam silabus pendidikan semata melainkan juga oleh faktor budaya.
"Perlu penyesuaian dengan lokasi dimana calon orang tua serta dimana anak akan tumbuh dan berkembang. Oleh sebab itu faktor budaya sangat berperan dalam menanamkan dan mengajarkan norma, mensosialisasikan nilai, dan menanamkan etos di kalangan masyarakat," ujar Anisah Rasyidah di Amuntai, Rabu.
Anisah mengatakan, faktor budaya dan lingkungan dan budaya masyarakat perlu didorong untuk memperhatikan pentingnya masa1000 hari pertama kehidupan (HPK) anak guna mencegah terjadinya kasus Stunting.
Stunting atau tumbuh kembang yang tidak sesui dengan usia anak salah satunya, kata Anisah disebabkan kurangnya perhatian masyarakat khususnya terhadap ibu hamil dan asupan gizi, baik pada saat hamil ataupun 1000 hari pertama kehidupan.
"Padahal masa-masa 1000 hari ini sangat vital dalam rangka mempersiapkan generasi emas kita dimasa akan datang," tandasnya.
Membuka kegiatan Workshop pendamping generasi emas dan orientasi penyiapan generasi emas bagi penyuluh dan kader BKB yang dilaksanakan di Aula Hotel Minosa Resort, Anisah menjelaskan, Generasi Emas merupakan generasi masa depan yang mempunyai peran sangat strategis dalam mensukseskan pembanguan nasional.
"Mutu generasi emas akan menjadi modal dasar bagi daya saing bangsa terutama di era masyarakat berpengetahuan", katanya.
Kabid KSPK BKKBN Provinsi Kalimantan, Mila Rahmawati yang turut berhadir mengatakan menyiapkan generasi emas Indonesia turut ditentukan kualitas pengasuhan dalam keluarga.
"Dengan pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan seorang anak akan menjadi cerdas emosinya," kata Mila.
Menurut Mila, pendidikan berkarakter seyogjanya juga diberikan saat anak anak di lingkungan sekolah dasar hingga SLTA, dimana peran guru menjadi teladan bagi anak didik karena guru merupakan ujung tombak yang berhadapan langsung dengan peserta didik.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
"Perlu penyesuaian dengan lokasi dimana calon orang tua serta dimana anak akan tumbuh dan berkembang. Oleh sebab itu faktor budaya sangat berperan dalam menanamkan dan mengajarkan norma, mensosialisasikan nilai, dan menanamkan etos di kalangan masyarakat," ujar Anisah Rasyidah di Amuntai, Rabu.
Anisah mengatakan, faktor budaya dan lingkungan dan budaya masyarakat perlu didorong untuk memperhatikan pentingnya masa1000 hari pertama kehidupan (HPK) anak guna mencegah terjadinya kasus Stunting.
Stunting atau tumbuh kembang yang tidak sesui dengan usia anak salah satunya, kata Anisah disebabkan kurangnya perhatian masyarakat khususnya terhadap ibu hamil dan asupan gizi, baik pada saat hamil ataupun 1000 hari pertama kehidupan.
"Padahal masa-masa 1000 hari ini sangat vital dalam rangka mempersiapkan generasi emas kita dimasa akan datang," tandasnya.
Membuka kegiatan Workshop pendamping generasi emas dan orientasi penyiapan generasi emas bagi penyuluh dan kader BKB yang dilaksanakan di Aula Hotel Minosa Resort, Anisah menjelaskan, Generasi Emas merupakan generasi masa depan yang mempunyai peran sangat strategis dalam mensukseskan pembanguan nasional.
"Mutu generasi emas akan menjadi modal dasar bagi daya saing bangsa terutama di era masyarakat berpengetahuan", katanya.
Kabid KSPK BKKBN Provinsi Kalimantan, Mila Rahmawati yang turut berhadir mengatakan menyiapkan generasi emas Indonesia turut ditentukan kualitas pengasuhan dalam keluarga.
"Dengan pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan seorang anak akan menjadi cerdas emosinya," kata Mila.
Menurut Mila, pendidikan berkarakter seyogjanya juga diberikan saat anak anak di lingkungan sekolah dasar hingga SLTA, dimana peran guru menjadi teladan bagi anak didik karena guru merupakan ujung tombak yang berhadapan langsung dengan peserta didik.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018