Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Republik Indonesia Prof Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro meminta kepada Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk bisa fokus pada tiga pilar dalam riset bidang perikanan.

Yakni kuat dalam produksi ikan, kuat dalam menjaga habitat lingkungan yang baik serta harus memperhatikan kesejahteraan nelayan.

"Saya juga minta ULM agar produk risetnya harus masuk dalam produk yang inovasi," katanya.

Hal itu dikatakan sang menteri saat menjadi narasumber Kuliah Umum yang digelar di Gedung Auditorium ULM di Banjarbaru, Rabu (26/12).
Mengangkat tema "Pembangunan di Era Digital: Pembangunan Kelautan dan Perikanan di Era Industri 4.0", Bambang Brodjonegoro menjelaskan, pada intinya  perikanan Indonesia kedepan harus bisa beradaptasi dengan kemajuan teknologi dalam revolusi industri 4.0.

Kemudian yang tak kalah pentingnya, kata dia, menjaga keseimbangan antara ikan sebagai komoditi dan habitatnya serta pelakunya, yakni manusia agar pengelolaan perikanan bisa berkelanjutan.

"Di sinilah peran riset perguruan tinggi, dimana universitas sebagai center of excellent pembangunan maritim 4.0," jelasnya.

Untuk itu, Menteri PPN juga berharap agar budaya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) di ULM diperkuat, mulai penelitian dasar sampai hasil riset yang bisa diaplikasikan.

"Saya ingin ada semacam pusat inovasi perikanan dan kelautan ULM yang bisa  menghasilkan secara komersil dan dapat memberikan kesejahteraan nelayan," papar pria yang sebelumnya Menteri Keuangan ini.
Dia juga berpesan agar akademisi tidak terpaku pada cara meningkatkan industri. Tetapi di sisi lain, kesejahteraan nelayan terabaikan. 

"Coba kita lihat, nelayan kerja susah payah bertaruh nyawa di laut, mereka masih banyak hidup miskin. Begitu juga petani. Jadi mereka harus kita sejahterakan dengan pemanfaatan teknologi digital untuk maritim guna pemenuhan kebutuhan pangan yang terus meningkat setiap saat," tandas mantan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia yang kepakarannya dalam bidang Ekonomi Pembangunan.

Bambang pun menyinggung eksploitasi batubara di Kalsel yang saat ini jadi kekuatan besar ekonomi daerah. Energi tak terbarukan itu lambat laun akan habis dan tak terbayangkan bagaimana kondisi perekonomian masyarakat kedepannya jika tak ada lagi batubara. Belum lagi kerusakan lingkungan yang ditimbulkan pasca tambang.

"Tentu adik-adik mahasiswa bisa membayangkan ekonomi Kalsel jika tidak ada lagi batubara. Banyak perusahaan gulung tikar dan sebagainya. Padahal ada potensi besar di laut yang belum maksimal dimanfaatkan. Ingat, Indonesia negara kepulauan yang dua pertiga wilayahnya perairan. Saatnya terus pompakan semangat dalam pembangunan kemaritiman dan kelautan," pungkas peraih gelar Doktor Ilmu Regional dan Ekonomi Pembangunan di University of Illinois at Urbana-Champaign ini.
Pada kesempatan pertama kalinya menyambangi kampus ULM, Bambang Brodjonegoro juga melakukan penanaman bibit pohon di areal depan Gedung Auditorium ULM yang kebetulan penggunaan perdana usai pembangunannya rampung.

Sementara Rektor ULM Prof Dr H Sutarto Hadi mengaku sangat senang dan bangga Menteri PPN bisa hadir memberikan Kuliah Umum kepada  sekitar 2.000 mahasiswa dari berbagai program studi dan fakultas.

"Kita merasa bersyukur untuk pertama kali menteri Bambang Brodjonegoro bisa hadir yang sekaligus menandai penggunaan auditorium yang megah hasil proyek dana dari Islamic Development Bank (IDB) untuk pembangunan 12 gedung baru. Apalagi dulu sewaktu membangun dibantu Menteri PPN saat itu Prof Dr Armida Salsiah Alisjahbana. Jadi spesial penggunaan perdana juga Menteri PPN," ungkapnya.
Terkait yang dipaparkan sang menteri, Sutarto berharap mahasiswa dan para dosen yang hadir bisa menyimak betul sehingga kedepannya riset-riset mengenai perikanan dan kelautan terus didorong. 

"Apa yang diharapkan menteri sudah sejalan dengan visi ULM menjadi universitas terkemuka dan berdaya siang di bidang lahan basah, sehingga Fakultas Perikanan dan Kelautan menjadi leading sektor untuk riset, pengabdian masyarakat dan pengembangan inovasi. Kita juga sudah melaunching Pusat Kajian Perikanan Air Tawar atau Inland Fisheries Studies Center pertama di Indonesia," timpalnya.
Di sisi lain, anggota Komisi I dan juga Badan Anggaran DPR RI Syaifullah Tamliha yang turut hadir sepakat dengan yang diharapkan menteri bahwa  kuliah yang diberikan harus berdasarkan
kurikukum yang adaptif dengan masa kekinian.

"Teori yang sudah usang harus diperbaiki, sehingga kurikulum betul-betul menyiapkan mahasiswa agar tahan banting di masa milenial," tambah wakil rakyat asal Daerah Pemilihan Kalsel yang juga alumni Fakultas Perikanan ULM.

Pewarta: Firman

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018