Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Kepala Dinas Pertanian Kalimantan Selatan Fathurrahman mengatakan pada tahun 2019 kembali mendapatkan program cetak sawah di lahan rawa dari Kementerian Pertanian seluas 200 hektare.
Menurut Fathur di Banjarmasin Kamis, cetak sawah tersebut akan dilaksanakan di empat daerah, yaitu Kabupaten Banjar, Tanah Laut, Hulu Sungai Selatan (HSS) dan Hulu Sungai Utara (HSU).
Dia mengungkapkan, program cetak sawah di lahan rawa yang dicanangkan pada Hari Pangan Sedunia (HPS) terbukti mampu meningkatkan produksi padi secara nasional.
Sehingga, tambah dia, pemerintah pusat juga akan mengembangkan optimalisasi tanam padi di lahan rawa tersebut, di beberapa provinsi lainnya yang memiliki potensi lahan rawa cukup besar.
"Hasil panen di lahan 240 hektare di ekslahan HPS tersebut cukup bagus, karena didukung oleh teknologi pertanian yang memadai,"katanya.
Selanjutnya, tambah dia, program tersebut akan dikawal oleh pemerintah pusat, melalui dana APBN selama tiga tahun, hingga petani benar-benar mampu mengelola lahan tersebut.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian kembali melakukan uji coba optimalisasi pemanfaatan lahan di Desa Jejangkit yang dibuka pascaHari Pangan Sedunia (HPS) untuk tiga kali panen.
Direktur Perluasan dan Perlindungan Lahan Kementerian Pertanian Indah Megawati ditemui saat meninjau lahan di Desa Jejangkit Kabupaten Barito Kuala, Rabu, mengatakan mulai Kamis (13/12) tim dari TNI-AD 101 Antasari, akan kembali mengelola lahan tersebut.
Menurut dia, kini petani belum percaya diri, untuk mengelola lahan seluas 240 hektare, yang sebelumnya telah dipanen saat HPS.
Petani masih ragu dan khawatir akan gagal panen, mengingat kondisi lahan yang masih terendam akibat hujan.
Ia menambahkan saat HPS kondisi lahan sedang kering, karena berada pada musim kemarau dan kini karena hujan lahan menjadi terendam.
"Bapak menteri berharap, lahan di Jejangkit ini bisa panen tiga kali, baik saat musim kemarau maupun musim hujan, tetap bisa ditanami," lanjutnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
Menurut Fathur di Banjarmasin Kamis, cetak sawah tersebut akan dilaksanakan di empat daerah, yaitu Kabupaten Banjar, Tanah Laut, Hulu Sungai Selatan (HSS) dan Hulu Sungai Utara (HSU).
Dia mengungkapkan, program cetak sawah di lahan rawa yang dicanangkan pada Hari Pangan Sedunia (HPS) terbukti mampu meningkatkan produksi padi secara nasional.
Sehingga, tambah dia, pemerintah pusat juga akan mengembangkan optimalisasi tanam padi di lahan rawa tersebut, di beberapa provinsi lainnya yang memiliki potensi lahan rawa cukup besar.
"Hasil panen di lahan 240 hektare di ekslahan HPS tersebut cukup bagus, karena didukung oleh teknologi pertanian yang memadai,"katanya.
Selanjutnya, tambah dia, program tersebut akan dikawal oleh pemerintah pusat, melalui dana APBN selama tiga tahun, hingga petani benar-benar mampu mengelola lahan tersebut.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian kembali melakukan uji coba optimalisasi pemanfaatan lahan di Desa Jejangkit yang dibuka pascaHari Pangan Sedunia (HPS) untuk tiga kali panen.
Direktur Perluasan dan Perlindungan Lahan Kementerian Pertanian Indah Megawati ditemui saat meninjau lahan di Desa Jejangkit Kabupaten Barito Kuala, Rabu, mengatakan mulai Kamis (13/12) tim dari TNI-AD 101 Antasari, akan kembali mengelola lahan tersebut.
Menurut dia, kini petani belum percaya diri, untuk mengelola lahan seluas 240 hektare, yang sebelumnya telah dipanen saat HPS.
Petani masih ragu dan khawatir akan gagal panen, mengingat kondisi lahan yang masih terendam akibat hujan.
Ia menambahkan saat HPS kondisi lahan sedang kering, karena berada pada musim kemarau dan kini karena hujan lahan menjadi terendam.
"Bapak menteri berharap, lahan di Jejangkit ini bisa panen tiga kali, baik saat musim kemarau maupun musim hujan, tetap bisa ditanami," lanjutnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018