Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin Kalimantan Selatan melalui Dinas Kebersihan setempat akan memaksimalkan penanganan sampah di lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Basirih.

Dua bulan lagi, Pemkot akan mendatangkan alat berat berupa bulldozer dan eksavator, untuk penanganan persampahan di TPA tersebut, kata Sekretaris Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Banjarmasin, Drs Muhyar MAP, kepada wartawan, di balaikota Banjarmasin, Kamis.

"Kita masih menunggu alat-alat berat tersebut datang ke kota ini karena pengadaannya sudah dilakukan," ujarnya.

Menurut dia, proses penandatanganan dokumen kontrak pengadaan alat tersebut dengan pihak pemenang tender, sudah beberapa waktu lalu dilakukan.

Dengan demikian tinggal menunggu proses pembelian dan pengirimannya saja dari yang bersangkutan.

Dikatakannya, sejauh ini untuk jenis dan spesifikasi alat tersebut, pihaknya belum bisa menyampaikan secara detil, sebab hal itu hanya diketahui persis oleh pihak pemenang tender.

Sementara itu berdasarkan keterangan lain pengadaan alat berat yang dilakukan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Banjarmasin, pada tahun ini diperkirakan menelan dana APBD sekitar Rp5 miliar.

Alat tersebut nantinya, difungsikan untuk membantu penanganan masalah kebersihan di TPA sebab peralatan yang ada sekarang sudah tidak mampu lagi untuk mengatasi persoalan sampah yang terjadi di sana. Sampah sudah meluber hingga menjadi keluhan warga sekitar TPA.

Lima unit eksavator yang dimiliki Pemkot Banjarmasin saat ini, sebanyak empat unit diantaranya telah rusak dan tidak bisa difungsikan lagi. Sedangkan perbaikan sejumlah alat berat yang rusak tersebut dinilai lebih mahal ketimbang pembelian baru.

Berdasarkan data produksi sampah Banjarmasin dihitung jumlah penduduk 720 ribu jiwa dengan rasio seorang warga memproduksi sampah o,8 kilogram per orang per hari maka produksinya sekitar 500 ton per hari.

Dari jumlah tersebut yang hanya bisa terangkut dan tertangani oleh 700 petugas termasuk tukang sapu, sopir, dan petugas lainnya dukungan 40 buah truk, enam buah mobil pick up hanya sekitar 200 ton saja.

Sisa sampah tersebut memang ada yang diambil pemulung, dibuang ke sungai oleh oknum warga atau di daur ulang untuk pupuk organik dan sebagainya, tapi masih banyak yang tertinggal dan jumlah itulah yang terus mengotori kota ini./B

Pewarta:

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012