Kementerian Agama Kalimantan Selatan segera membentuk tim untuk menelusuri jumlah travel yang ada di daerah ini serta aktivitasnya.

Kepala Bagian Humas Kemenag Kalsel Hidayaturrahman di Banjarmasin, Kamis mengatakan, sampai saat ini Kemenag tidak pernah mendapatkan laporan tentang keberangkatan jemaah umrah dari Kalsel.

"Untuk pemberangkatan umrah memang telah diserahkan ke swasta, namun demikian Kemenag tetap harus tahu berapa warga Kalsel yang berangkat dan yang pulang dari tanah suci," katanya.

Hal tersebut, kata dia, karena beberapa pihak selalu mempertanyakan tentang masalah jemaah umrah tersebut ke Kekemenag, terlebih bila ada persoalan terkait masalah tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi.

Menurut Hidayat, dari data Dinas Kesehatan Pelabuhan Bandarmasih Banjarmasin, perusahaan travel yang rutin mendaftarkan jamaahnya untuk melakukan suntik miningitis sebanyak 142 travel.

Dari jumlah tersebut, yang melaporkan ke Kemenag hanya sekitar sembilan travel, sehingga ada sekitar seratus travel lebih yang tidak melapor.

"Alasannya banyak, ada yang bilang keberadaan mereka di Banjarmasin hanya cabang, sehingga masalah surat menyurat dan lainnya adalah tanggungjawab kantor pusat, dan lainnya," katanya.

Padahal, kata dia, kendati pusatnya ada di Jakarta, tetapi travel bersangkutan tetap melakukan aktivitas di Kalsel, begitu juga jemaahnya, berangkatnya juga dari Kalsel, sehingga seharusnya tidak ada alasan apapun untuk melaporkan jumlah jemaah yang berangkat.

Saat ini, kata Dayat, berdasarkan informasi, pemerintah Saudi Arabia memperketat jemaah yang masuk, sehingga banyak jemaah umrah dari Kalsel yang batal berangkat karena pengetatan tersebut.

Kalsel merupakan salah satu provinsi yang cukup besar memberangkatan jemaah umrah, terutama pada saat menjelang Ramadhan seperti saat ini.

Keberangaktan sebagian dari para jamaah tersebut, bukan hanya sekedar untuk beribadah, tetapi juga untuk tinggal dan mencari kerja hingga musim pemberangkatan haji, atau biasa dikenal dengan paspor hijau.

Sebelumnya diberitakan, permintaan pembuatan paspor di Kalimantan Selatan meningkat tajam dari biasanya hanya sekitar 150-200 paspor kini menjadi 200-250 paspor.

Kepala Kantor Imigrasi Banjarmasin Ari Budijanto mengatakan, peningkatan permintaan paspor tersebut terjadi sejak pelaksanaan ibadah umrah kembali dibuka oleh Pemerintah Saudi Arabia.

"Hampir tiap hari kantor Imigrasi dipenuhi oleh warga yang membuat paspor untuk berangkat umrah," katanya.

Peningkatan jumlah masyarakat yang membuat paspor tersebut membuat kantor imigrasi sesak sehingga tidak representatif lagi untuk tetap dipertahankan.

Pewarta:

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012