Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Pelaksanaan Peringatah Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-38 menjadi salah satu sarana untuk menekan angka kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Selatan, karena ribuan hektare lahan tidur yang mudah terbakar diubah menjadi lahan produktif.

Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor di Banjarmasin, Senin mengatakan peringatan HPS 2018 yang diselenggarakan di Desa Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala, tidak hanya berdampak positif terhadap pembangunan sektor pertanian dan ekonomi kerakyatan, tetapi juga mampu mengurangi pembakaran lahan.

Dibukanya lahan tidur ribuan hektare di Desa Jejangkit dan beberapa daerah di Kalsel, untuk penyelenggaraan puncak HPS pada 18 Oktober, membuat lahan tidur yang selama ini banyak ditumbuhi semak belukar, kini menjadi lahan persawahan.

Seperti diketahui, Kalsel merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang sangat rawan terhadap kebakaran hutan dan lahan, terutama musim kemarau melanda.

Salah satu daerah yang menjadi langganan terjadinya kebakaran hutan dan lahan di musim kemarau adalah di Desa Jejangkit, Kabupaten Batola.

Menurut Gubernur, biasanya setiap kali musim kemarau, maka akan terjadi kebakaran lahan di Jejangkit, hingga berakibat pada kabut asap.

"Tapi Alhamdulilah, karena adanya aktivitas pembukaan lahan oleh seluruh pihak terkait, pembakaran lahan tersebut, berkurang drastis," katanya.

Selama ini, tambah Gubernur, kebanyakan lahan yang terbakar adalah lahan tidur atau lahan yang tidak digarap.

"Sejatinya, lahan yang terbakar ini adalah lahan tidur. Untuk itu, HPS 2018 ini adalah momentum bagi kita semua, untuk membuka lahan tidur tersebut, menjadi lahan produktif pertanian," katanya.

Kepala BPBD Kalsel, Wahyudin sebelumnya mengatakan, ditetapkannya daerah Jejangkit menjadi lokasi peringatan HPS, membuat kebakaran lahan di daerah tersebut berkurang drastis.

"Sebelumnya kebakaran lahan mencapai mencapai 30 persen dari total lahan yang ada di daerah tersebut, kini hanya 11 persen lahan yang terbakar," katanya.

Sebelumnya, Wahyudin menyampaikan, kebakaran lahan di Kalimantan Selatan mencapai 2.400 hektare dengan 500 titik api yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota di provinsi ini.

Kini pihaknya terus berupaya melakukan sosialisasi larangan pembakaran lahan dan pendirian posko kebakaran hutan dan lahan.

Daerah terbanyak terdapat titik api, diantaranya adalah Kabupaten Banjar, Banjarbaru dan beberapa daerah dengan wilayah gambut cukup besar.

Menurut Wahyudin, pembukaan lahan pertanian, menjadi salah satu penyebab terjadinya kebakaran lahan di beberapa daerah.

"Petani masih ada yang sengaja membakarnya lahannya, untuk persiapan tanam, walaupun sosialisasi telah dilakukan," katanya.

Namun sejak beberapa hari terakhir, Kalsel diguyur hujan terus menerus, sehingga kebakaran hutan dan kabut asap, perlahan mulai menghilang.
 

Pewarta: Ulul Maskuriah

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018