Banjarbaru, (Antaranews Kalsel) - Kepala Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra) Banjarbaru, Kalimantan Selatan Hendri Sosiawan CESA mengatakan, luas lahan rawa yang tersebar di seluruh Indonesia sesuai untuk budidaya pertanian.
    
 "Total lahan rawa di Indonesia 34,12 juta hektare terdiri dari rawa pasang surut dan rawa lebak dan diperkirakan 24,8 juta hektare sesuai untuk budidaya pertanian," ujarnya di Kota Banjarbaru, Sabtu.
    
 Disebutkan, luas lahan rawa yang tersebar di sejumlah pulau meliputi Pulau Sumatera 12,93 juta hektare, Kalimantan 10,03 juta, Papua 9,87 juta dan 1,29 juta tersebar di Pulau Sulawesi, Maluku dan Jawa.
    
 Ia mengatakan, potensi lahan rawa bisa digarap guna mewujudkan kedaulatan pangan dan berkeinginan untuk menuju Indonesia sebagai lumbung pangan dunia 2045 yang didukung potensi lainnya. 
     
 "Potensi pendukung lainnya adalah sumberdaya dan kemampuan inovasi bidang pertanian yang selalu dikembangkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan)," ungkapnya.
     
Menurut dia, salah satu alternatif dukungan untuk mencapai cita-cita tersebut adalah melalui kontribusi peningkatan produksi pangan melalui optimalisasi lahan eksisting maupun pembukaan lahan baru. 
     
Dijelaskan, pembukaan lahan baru itu akan dilakukan oleh kementerian pertanian dengan menggarap dan melakukan pengembangan satu juta hektare pertanian lahan rawa dengan intensif seluas 24,8 juta hektare itu. 
     
"Melalui pengembangan 24,8 juta hektare lahan rawa yang dilakukan secara intensif maka berpotensi menghasilkan produksi pangan atau beras sebesar 53 juta ton untuk satu kali musim tanam," ucapnya. 
    
 Dikatakan Hendri, keberhasilan pengembangan model pengelolaan lahan rawa memerlukan pendekatan holistik dan teknologi spesifik lokasi terkait karakteristik biogeofisik dan tatanan sosial budaya. 
     
Ditekankan, sentuhan inovasi teknologi yang tepat dan handal di dalam pengembangan lahan rawa akan menjadikan sistem pertanian modern berkelanjutan yang sangat strategis, potensial dan penting.
    
 "Sasaran akhirnya, memenuhi kebutuhan pangan sendiri, membuka lapangan kerja, lahan rawa sebagai kawasan pertanian produktif, motor penggerak ekonomi kawasan, dan mendukung Indonesia jadi negara pengekspor pertanian tropis," ujarnya. 
     
Ditambahkan, Balitbangtan melalui Balittra menghasilkan inovasi teknologi pengembangan pertanian modern di lahan rawa antara lain pupuk hayati "Marahati" untuk tanaman hortikultura.
     
Kemudian, pupuk hayati "Rhizwa" bagi tanaman kedelai, pupuk organik cair "Brilian" dan pupuk organik padat "Porre" yang bisa digunakan untuk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan. 
    
 "Inovasi Balitbangtan itu harus mampu diadopsi masyarakat melalui Taman Sains Pertanian (TSP) Lahan Rawa yang berada di Balittra Jalan Kebun Karet Kelurahan Loktabat Utara Banjarbaru," katanya.


 

Pewarta: Yose Rizal

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018