Satelit pendeteksi panas NOAA menemukan satu titik panas di Desa Banua Supanggal, Kecamatan Pandawan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, ujar Kepala Bidang Kehutanan, Dinas Kehutanan dan Perkebunan setempat, Rusdiyanto.
Dikatakannya di Barabai, ibu kota Hulu Sungai Tengah (HST), Kamis, satu titik panas tersebut berada di kawasan Hutan Penggunaan Lain (HPL).
"Artinya titik panas tersebut tidak berada di kawasan hutan melainkan kawasan lebak yang banyak ditumbuhi semak," katanya.
Untuk kawasan hutan yang berada di tiga kecamatan, masing-masing Kecamatan Haruyan, Hantakan dan Batang Alai Timur, hingga saat ini tidak ditemukan tanda-tanda kemungkinan bahaya kebakaran.
Menurutnya, meskipun di Kecamatan Pandawan tidak terdapat kawasan hutan tetapi laporan hasil deteksi satelit NOAA segera ditindak lanjuti dengan pemeriksaan ke lapangan oleh petugas.
"Hasil pemeriksaan di lapangan memang telah terjadi kebakaran lahan tetapi hanya tumbuhan semak dan bukan tanaman keras dengan luasan yang sangat sedikit," ujarnya.
Satelit pendeteksi panas NOAA di akui memang sering menangkap pancaran panas di Kecamatan Pandawan yang sebagian besar wilayahnya merupakan kawasan lebak.
Namun tambahnya, panas yang terdeteksi oleh NOAA di wilayah itu tidak bisa dipastikan sebagai kebakaran tetapi sangat mungkin hawa panas yang berasal dari permukaan air.
"Yang perlu diwaspadai adalah bila ditemukan titik panas di kawasan hutan karena sangat mungkin telah terjadi kebakaran terlebih saat ini sudah mendekati musim kemarau," tambahnya.
Sebagai langkah antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya kebakaran di kawasan hutan Dishutbun setempat telah membentuk kelompok Pengamanan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM).
Selain itu, juga telah dibentuk kelompok Masyarakat Peduli Api (MPA) untuk melakukan pemantauan, pencegahan dan penanggulangan terhadap kemungkinan terjadinya kebakaran hutan./C
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012
Dikatakannya di Barabai, ibu kota Hulu Sungai Tengah (HST), Kamis, satu titik panas tersebut berada di kawasan Hutan Penggunaan Lain (HPL).
"Artinya titik panas tersebut tidak berada di kawasan hutan melainkan kawasan lebak yang banyak ditumbuhi semak," katanya.
Untuk kawasan hutan yang berada di tiga kecamatan, masing-masing Kecamatan Haruyan, Hantakan dan Batang Alai Timur, hingga saat ini tidak ditemukan tanda-tanda kemungkinan bahaya kebakaran.
Menurutnya, meskipun di Kecamatan Pandawan tidak terdapat kawasan hutan tetapi laporan hasil deteksi satelit NOAA segera ditindak lanjuti dengan pemeriksaan ke lapangan oleh petugas.
"Hasil pemeriksaan di lapangan memang telah terjadi kebakaran lahan tetapi hanya tumbuhan semak dan bukan tanaman keras dengan luasan yang sangat sedikit," ujarnya.
Satelit pendeteksi panas NOAA di akui memang sering menangkap pancaran panas di Kecamatan Pandawan yang sebagian besar wilayahnya merupakan kawasan lebak.
Namun tambahnya, panas yang terdeteksi oleh NOAA di wilayah itu tidak bisa dipastikan sebagai kebakaran tetapi sangat mungkin hawa panas yang berasal dari permukaan air.
"Yang perlu diwaspadai adalah bila ditemukan titik panas di kawasan hutan karena sangat mungkin telah terjadi kebakaran terlebih saat ini sudah mendekati musim kemarau," tambahnya.
Sebagai langkah antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya kebakaran di kawasan hutan Dishutbun setempat telah membentuk kelompok Pengamanan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM).
Selain itu, juga telah dibentuk kelompok Masyarakat Peduli Api (MPA) untuk melakukan pemantauan, pencegahan dan penanggulangan terhadap kemungkinan terjadinya kebakaran hutan./C
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012