Komisi IV bidang kesra DPRD Kalimantan Selatan mengharapkan bidan desa yang bertugas di provinsinya memiliki keterampilan yang lebih berkualitas.
Harapan tersebut disampikan Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kalsel, yang juga membidangi kesehatan itu, H Budiman Mustafa dari Partai Keadilan Sejahtera, di Banjarmasin, Selasa.
Pensiunan pegawai pada dinas kesehatan tersebut mengaku, prihatin dengan keterampilan bidan desa yang berstatus Pegawai Tidak Tetap (PTT), yang bertugas pada beberapa pedesaan di provinsinya.
Pasalnya dari hasil kunjungan kerja Komisi IV DPRD Kalsel ke beberapa daerah di provinsi yang terdiri 13 kabupaten/kota tersebut, menerima laporan keterampilan bidan desa/PTT belum memadai.
Politisi PKS itu memaklumi mengenai keterampilan bidan desa/PTT, karena mereka kemungkinan lebih banyak menguasai ilmu pengetahuan kebidanan dalam perkuliahan.
"Sedangkan keterampilan mereka kurang, karena keterbatasan untuk melakukan praktik yang sesungguhnya, terkecuali menggunakan alat peraga," ungkapnya kepada wartawan yang tergabung dalam Journalist Parliament Community (JPC) Kalsel.
Melihat kondisi objektif keterampilan bidan desa/PTT tersebut, pemerintah provinsi (Pemprov) Kalsel mengusulkan anggaran sebesar Rp4 miliar, untuk pelatihan.
Usulan itu melalui Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Kalsel, untuk 24 angkatan dan masuk dalam Rencana Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD-P) 2012.
"Kita berharap, melalui pelatihan tersebut bidan-bidan desa/PTT di Kalsel memiliki keterampilan yang lebih berkualitas sebagaimana harapan masyarakat," ujarnya.
Selain itu, pemerintah daerah setempat hendaknya turut mengendalikan penerimaan Akbid, sehingga terjaga keseimbangan antara kuantitas dan kualitas, demikian Budiman Mustafa.
Di Kalsel saat ini terdapat sepuluh Akbid, baik yang langsung dikelola manajemen rumah sakit maupun swasta murni (yang melakukan praktik/magang ke rumah sakit lain.
Rumah sakit di Kalsel yang memiliki Akbid antara lain Tempat Perawatan Tentara (TPT) Banjarmasin, Rumah Sakit Suka Insan Banjarmasin, Sari Mulia dan Akbid Muhammdiyah Banjarmasin dengan rumah sakit Islamnya./D
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012
Harapan tersebut disampikan Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kalsel, yang juga membidangi kesehatan itu, H Budiman Mustafa dari Partai Keadilan Sejahtera, di Banjarmasin, Selasa.
Pensiunan pegawai pada dinas kesehatan tersebut mengaku, prihatin dengan keterampilan bidan desa yang berstatus Pegawai Tidak Tetap (PTT), yang bertugas pada beberapa pedesaan di provinsinya.
Pasalnya dari hasil kunjungan kerja Komisi IV DPRD Kalsel ke beberapa daerah di provinsi yang terdiri 13 kabupaten/kota tersebut, menerima laporan keterampilan bidan desa/PTT belum memadai.
Politisi PKS itu memaklumi mengenai keterampilan bidan desa/PTT, karena mereka kemungkinan lebih banyak menguasai ilmu pengetahuan kebidanan dalam perkuliahan.
"Sedangkan keterampilan mereka kurang, karena keterbatasan untuk melakukan praktik yang sesungguhnya, terkecuali menggunakan alat peraga," ungkapnya kepada wartawan yang tergabung dalam Journalist Parliament Community (JPC) Kalsel.
Melihat kondisi objektif keterampilan bidan desa/PTT tersebut, pemerintah provinsi (Pemprov) Kalsel mengusulkan anggaran sebesar Rp4 miliar, untuk pelatihan.
Usulan itu melalui Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Kalsel, untuk 24 angkatan dan masuk dalam Rencana Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD-P) 2012.
"Kita berharap, melalui pelatihan tersebut bidan-bidan desa/PTT di Kalsel memiliki keterampilan yang lebih berkualitas sebagaimana harapan masyarakat," ujarnya.
Selain itu, pemerintah daerah setempat hendaknya turut mengendalikan penerimaan Akbid, sehingga terjaga keseimbangan antara kuantitas dan kualitas, demikian Budiman Mustafa.
Di Kalsel saat ini terdapat sepuluh Akbid, baik yang langsung dikelola manajemen rumah sakit maupun swasta murni (yang melakukan praktik/magang ke rumah sakit lain.
Rumah sakit di Kalsel yang memiliki Akbid antara lain Tempat Perawatan Tentara (TPT) Banjarmasin, Rumah Sakit Suka Insan Banjarmasin, Sari Mulia dan Akbid Muhammdiyah Banjarmasin dengan rumah sakit Islamnya./D
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012