Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Ketua DPRD Kota Banjarmasin Hj Ananda menceritakan lawatannya bersama Wali Kota setempat H Ibnu Sina ke Negara Jepang pada 25-30 September 2018 dalam kegiatan Asean ESC Model Cities.
Menurut dia di Banjarmasin, Selasa, ada sepuluh kota di Asean yang diundang dalam kegiatan yang digelar Institute of Global Environmental Strategis (IGES) bekerjasama dengan Pemerintah Jepang tersebut, dari Indonesia adalah Kota Banjarmasin dan Banyu Wangi.
Khusus Banjarmasin, kata Ananda, mendapat apresiasi dari kota-kota Asean tersebut karena berhasil menerapkan Perwali Nomor 18 Tahun 2016 tentang Larangan Penggunaan Kantong Plastik Bagi Ritel dan Toko Moderen secara 100 persen.
Atas keberhasilan tersebut, ucap politisi Golkar ini, kucuran dana hibah pun mengalir sebesar USD 40.000 atau setara dengan Rp600 juta untuk Kota Banjarmasin melalui program IGES.
Menurut Ananda, terpilihnya Banjarmasin menjadi salah satu Model Cities di Indonesia, tak lepas dari suksesnya kinerja pemerintah dalam menjaga dan turut serta melestarikan lingkungan. Apalagi negara ini termasuk salah satu paru-paru dunia.
"Kemarin waktu di undang ke Jepang, pemerintah sudah mempersentasikan, apa saja yang dilakukan Banjamasin dalam melestarikan lingkungan. Termasuk pelarangan penggunaan kantong plastik tersebut," katanya.
Keberhasilan Banjarmasin yang menjadi satu-satunya kota yang melarang penggunaan kantong plastik pada ritel modern lanjut Ananda, sangat diapresiasi. Dari 10 negara di Asean, tak satupun yang menerapkan kebijakan tersebut.
"Kalau di negara atau kota lain tidak melarang secara penuh, hanya sebatas imbauan atau ada juga yang dikenakan cas," jelasnya.
Dari itu, tantangan kedepannya, kata Ananda, kota ini harus bisa menerapkan tidak ada lagi penggunaan kantong plastik hingga ke pasar-pasar tradisional.
"Kita sangat mendukung langkah dunia mengatasi sampah plastik yang sudah mencemari lingkungan hingga lautan tersebut," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
Menurut dia di Banjarmasin, Selasa, ada sepuluh kota di Asean yang diundang dalam kegiatan yang digelar Institute of Global Environmental Strategis (IGES) bekerjasama dengan Pemerintah Jepang tersebut, dari Indonesia adalah Kota Banjarmasin dan Banyu Wangi.
Khusus Banjarmasin, kata Ananda, mendapat apresiasi dari kota-kota Asean tersebut karena berhasil menerapkan Perwali Nomor 18 Tahun 2016 tentang Larangan Penggunaan Kantong Plastik Bagi Ritel dan Toko Moderen secara 100 persen.
Atas keberhasilan tersebut, ucap politisi Golkar ini, kucuran dana hibah pun mengalir sebesar USD 40.000 atau setara dengan Rp600 juta untuk Kota Banjarmasin melalui program IGES.
Menurut Ananda, terpilihnya Banjarmasin menjadi salah satu Model Cities di Indonesia, tak lepas dari suksesnya kinerja pemerintah dalam menjaga dan turut serta melestarikan lingkungan. Apalagi negara ini termasuk salah satu paru-paru dunia.
"Kemarin waktu di undang ke Jepang, pemerintah sudah mempersentasikan, apa saja yang dilakukan Banjamasin dalam melestarikan lingkungan. Termasuk pelarangan penggunaan kantong plastik tersebut," katanya.
Keberhasilan Banjarmasin yang menjadi satu-satunya kota yang melarang penggunaan kantong plastik pada ritel modern lanjut Ananda, sangat diapresiasi. Dari 10 negara di Asean, tak satupun yang menerapkan kebijakan tersebut.
"Kalau di negara atau kota lain tidak melarang secara penuh, hanya sebatas imbauan atau ada juga yang dikenakan cas," jelasnya.
Dari itu, tantangan kedepannya, kata Ananda, kota ini harus bisa menerapkan tidak ada lagi penggunaan kantong plastik hingga ke pasar-pasar tradisional.
"Kita sangat mendukung langkah dunia mengatasi sampah plastik yang sudah mencemari lingkungan hingga lautan tersebut," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018