Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Proses demokrasi pemilihan Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM) telah berakhir dengan mengantarkan Prof Dr H Sutarto Hadi kembali terpilih menakhodai ULM selama empat tahun kedepan.

Kini sang rektor terpilih untuk periode kedua 2018-2022 langsung tancap gas, fokus bekerja agar ULM lebih maju lagi dari sekarang.

"Banyak PR dan target yang harus saya tuntaskan, sehingga kepercayaan yang diberikan anggota Senat dan menteri dapat saya jawab dengan hasil kinerja optimal," kata Sutarto.

Apalagi sejumlah keinginan telah disampaikan Kepala Biro Hukum dan Organisasi, Sekretariat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ani Nurdiani Azizah yang hadir mewakili Menristekdikti Mohamad Nasir saat memberikan suara menteri pada pemilihan akhir bersama 58 anggota Senat yang diketuai Prof Dr Ir H Gusti Muhammad Hatta pada Rabu (12/9).

Diantaranya soal peningkatan jumlah Program Studi yang terakreditasi A, termasuk mendorong agar akreditasi institusi yang saat ini masih tertahan statusnya di B menjadi A dalam waktu segera.

Kemudian ranking ULM yang saat ini berada di peringkat 50-an juga diharapkan bisa naik lebih baik lagi.  

"Ibu Ani juga menyinggung soal era revolusi industri 4.0. Menghadapi tantangan tersebut, pengajaran di perguruan tinggi pun dituntut untuk berubah, termasuk dalam menghasilkan dosen berkualitas bagi generasi masa depan. Salah satunya pengembangan pembelajaran daring atau dalam jaringan," ungkap Sutarto.
Menurut dia, 70 persen dosen di ULM sudah memiliki konten pembelajaran online. Bahkan untuk mendorong hal tersebut, sang rektor memberikan insentif kepada dosen sebesar Rp 7,5 juta.

"Dari segi perangkat bisa diupload melalui simari.ulm ada server menyediakan wadah dosen membuat materi pembelajaran seperti buku ajar, video, powerpoint dan bentuk presentasi lainnya, sehingga mahasiswa bisa melihat perkuliahan di sana," papar Sutarto.

Soal akreditasi Prodi, saat ini ada 19 Prodi yang sudah A. Namun Sutarto mengaku belum puas dan berharap idealnya minimal 50 persen dari jumlah keseluruhan Prodi yang ada di ULM. 

Bahkan dia juga mendorong agar Prodi yang sudah terakreditasi A bisa mendapatkan akreditasi internasioanal dari ASEAN University Network Quality Assurance (AUN-QA) yang berkantor pusat di Bangkok, Thailand.

"Tiga Dekan saya ajak ke Bangkok mengikuti pelatihan selama dua minggu guna menyiapkan borang. Sementara untuk mengangkat akreditasi institusi menjadi A, pada 28 September nanti dokumen borang harus sudah masuk ke Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT)," beber Guru Besar Pendidikan Matematika itu.

Sebagai salah satu syarat mengejar akreditasi institusi A, ULM juga wajib menambah jumlah dosen bergelar Doktor (S3) serta Guru Besar. Dimana saat ini ada sekitar 300 Doktor dan 40 Profesor. Namun jumlah tersebut masih kurang dengan target 40 persen dosen bergelar Doktor dan minimal 10 persen Guru Besar, sehingga ULM mesti menambah sekitar 60 profesor lagi.

"Selama saya menjabat ada 15 Guru Besar dikukuhkan. Sedangkan dosen S2 kita dorong terus untuk bisa studi S3 sebanyak-banyaknya. Kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi luar negeri juga cukup banyak dan kedepannya terus berlanjut, termasuk dengan instansi luar akademik yang tentunya juga bagus guna kemajuan ULM," jelasnya.
 

Di sisi lain, Sutarto yang kini mengemban amanah sebagai Wakil Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) periode 2018-2019 juga berupaya mempertahankan transparansi dalam pola kepemimpinannya.

Diketahui dalam tiga tahun terakhir, keterbukaan informasi publik ULM selalu masuk 10 besar nasional. Dia pun  merangkul media dalam setiap publikasi, sehingga kinerja seluruh civitas akademika dapat dilihat oleh publik dan tentunya Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI.

"Kami mengelola perguruan tinggi dengan sangat transparan, termasuk pembangunan sarana prasarana infrastruktur 12 gedung baru bisa dilihat progressnya yang akan rampung akhir tahun ini," pungkas Sutarto.
Kegiatan mahasiswa baik bidang akademik maupun lainnya juga jadi perhatian sang rektor terpilih. Menurut dia, mahasiswa yang berjumlah cukup besar memiliki potensi untuk bisa  berprestasi lebih banyak di ajang nasional hingga internasional.

"Seperti mahasiswa FKIP yang praktik mengajar di Malaysia, Thailand dan Filipina sudah membuktikan diri bahwa mahasiswa kita mampu dan memiliki kompetensi mumpuni. Kita juga kirim mahasiswa ke Korea dan Jepang. Sedangkan mahasiswa Fakultas Teknik dalam tiga tahun terakhir selalu mengikuti kontes mobil hemat energi Shell Eco Marathon Asia. Bahkan bulan depan kita kirim tim seni tari ke Sarawak Malaysia," timpalnya.

Kedepannya yang juga jadi prioritas adalah keinginan pria kelahiran Banjarmasin 31 Maret 1966 ini membangun asrama untuk Program Pendidikan Profesi Guru serta Laboratorium Terpadu yang refresentatif guna menampung kegiatan riset dari berbagai bidang ilmu, sehingga dapat mengembangkan budaya riset dan inovasi. 

"Insya Allah ada lompatan besar yang terjadi di periode 2018-2022 dengan komitmen bersama dan kerja keras untuk kemajuan universitas kebanggaan masyarakat Banua Kalimantan Selatan yang terkemuka dan berdaya saing," tandas Ketua Dewan Pimpinan Aliansi Relawan Perguruan Tinggi Anti Penyalahgunaan Narkoba (Artipena) Kalsel itu mengakhiri.

Pewarta: Firman

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018