Amuntai, (Antaranews Kalsel) -Fahnida Maulidya, tenaga penyuluh pertanian dari Kabupaten Hulu Sungai Utara terpilih menjadi Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) tingkat Nasional 2018 bersama dua PPL lainnya dari seluruh Indonesia.
Fahnida lolos seleksi dari lima orang nominasi tingkat nasional setelah tim penilai melakukan penilaian ke Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) secara langsung.
"Setelah lolos seleksi ditingkat Provinsi, maka ditingkat nasional diseleksi lagi dan masuk lima besar, kemudian tim penilai melakukan peninjauan langsung ke Kabupaten HSU dan ternyata saya lolos menjadi tiga besar PPL teladan tingkat nasional," ujar Fahnida di Amuntai, Rabu.
Penghargaan PPL teladan Nasional ini diserahkan langsung oleh Menteri Pertanian pada Acara pemberian penghargaan Tingkat Nasional bagi pelaku Pembangunan Pertanian tahun di jakarta 17 Agustus 2018.
"Setelah lolos seleksi ditingkat Provinsi, maka ditingkat nasional diseleksi lagi dan masuk lima besar, kemudian tim penilai melakukan peninjauan langsung ke Kabupaten HSU dan ternyata saya lolos menjadi tiga besar PPL teladan tingkat nasional," ujar Fahnida di Amuntai, Rabu.
Penghargaan PPL teladan Nasional ini diserahkan langsung oleh Menteri Pertanian pada Acara pemberian penghargaan Tingkat Nasional bagi pelaku Pembangunan Pertanian tahun di jakarta 17 Agustus 2018.
Fahnida juga baru saja menghadiri Sidang Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat 16 Agustus di Jakarta dimana Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato Kenegaraan dalam rangkaian Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia ke-73 di Jakarta.
Sebanyak enam dari 37 peserta teladan Nasional mendapat kesempatan istimewa untuk mengikuti jalanannya sidang Parpurna DPR tersebut, salah satunya Fahnida.
Para teladan berasal dari 7 kategori yaitu Petani berprestasi, Penyuluh Pertanian teladan, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) berprestasi, kelembagaan ekonomi petani (KEP) berprestasi, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Berprestasi, Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Berprestasi, Widyaiswara Berprestasi.
Fahnida, PPL Kabupaten HSU, Kalsel kelahiran Haruai 30 Desember 1983 ini menilai keberhasilannya menjadi PPL Teladan berkat kerja keras dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai PPL.
Isteri dari Dedy Supriatna ini menjalankan tugasnya secara sungguh-sungguh tidak sekedar untuk melengkapi administrasi tupoksi PPL melainkan mampu menunjukan hasil yang bisa dirasakan manfaatnya oleh petani.
"Penilaian mencakup kelengkapan administrasi, keberhasilan dalam kegiatan penyuluhan dan pembinaan kelompok tani," kata Fahnida.
Keberhasilan Fahnida sebagai PPL sudah dibuktikan dengan ikut mengantarkan Kelompok Tani Terrnak Karunia II Kelurahan Sungai Malang menjadi Juara II Kelompok Ternak Agribisnis tingkat Nasionak 2016.
Keberhasilan Fahnida sebagai PPL sudah dibuktikan dengan ikut mengantarkan Kelompok Tani Terrnak Karunia II Kelurahan Sungai Malang menjadi Juara II Kelompok Ternak Agribisnis tingkat Nasionak 2016.
Menjadi ibu dari satu orang anak bernama Muhammad Rif'at Ghaisan Athari tidak menghalangi Fahnida menjalankan tugas PPL dengan sebaik-baiknya meski harus berjibaku mengunjungi para petani di lahan persawahan.
"Pastinya kita bekerja sesuai tupoksi penyuluh dengan hasil kerja yang bisa dipertanggungjawabkan dan dibuktikan dengan laporan-laporan kegiatan serta tidak segan membantu kapan pun jika diperlukan," katanya membeberkan kunci keberhasilan sebagai PPL Teladan.
Alumnus Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Banjrbaru Kalsel 2002 ini sudah berkecimpung menjadi PPL di Kabupaten HSU sejak 2007 sebagai Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL TBPP) kemudian lolos menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada 2009 sebagai Tenaga Penyuluh.
Fahnida mengakui tidak mudah mengubah pola pikir dan kebiasaan petani untuk bisa menerima pengetahuan dan keterampilan baru, apalagi rata-rata petani di Kabupaten HSU berpendidikan sekolah dasar.
Alumnus Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Banjrbaru Kalsel 2002 ini sudah berkecimpung menjadi PPL di Kabupaten HSU sejak 2007 sebagai Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL TBPP) kemudian lolos menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada 2009 sebagai Tenaga Penyuluh.
Fahnida mengakui tidak mudah mengubah pola pikir dan kebiasaan petani untuk bisa menerima pengetahuan dan keterampilan baru, apalagi rata-rata petani di Kabupaten HSU berpendidikan sekolah dasar.
Sementara para petani muda, kata Fahnida, banyak beralih profesi ke bidang pekerjaan lain sehingga alih tehnologi pertanian kepada para petani menjadi kurang maksimal.
"Tapi sekarang petani sudah mulai membuka diri, mau menerapkn teknologi yang disampaikan," katanya.
Menurut Fahnidah, aspek inilah salah satu keberhasilan yang masuk dalam penilaian PPL Teladan yakni penerapan Teknologi Pertanian, caranya dengan melakukan demplot atau kegiatan kursus untuk kaji terap yang hasilnya bisa dilihat langsung oleh petani.
Menurut Fahnidah, aspek inilah salah satu keberhasilan yang masuk dalam penilaian PPL Teladan yakni penerapan Teknologi Pertanian, caranya dengan melakukan demplot atau kegiatan kursus untuk kaji terap yang hasilnya bisa dilihat langsung oleh petani.
Selain itu, sambungnya, penerapan teknologi spesifik lokasi yg tepat dan terus bertambahnya luas tanam bisa meningkatkan produksi pertanian.
Salah satunya dengan cara penggunaan bibit unggul dan penggunaan jarak tanam jajar legowo, jika dlaksanakan dengan benar bisa memberikan angka produksi yang baik.
Salah satunya dengan cara penggunaan bibit unggul dan penggunaan jarak tanam jajar legowo, jika dlaksanakan dengan benar bisa memberikan angka produksi yang baik.
Komoditi yang dikembangkan, terangnya juga beragam mengarah pada Sistem Pertanian Terpadu, mulai dari Tanaman Pangan, Holtikultura, Peternakan dan Perikanan.
"Selama petani mau menerapkan teknologi sesuai anjuran, Insya Allah produktivitasnya meningkat," tandasnya.
"Selama petani mau menerapkan teknologi sesuai anjuran, Insya Allah produktivitasnya meningkat," tandasnya.
Maka, katanya lagi, faktor utama keberhasilan PPL adalah membina kelompok tani dengan merubah pola pikir dan kebiasaan petani dengan cara yang bisa diterapkan petani ditunjang kondisi lahan pertanian yang tepat.
Diakuinya lahan pertanian di Kabupaten HSU terkendala banyaknya jenis tanaman Putri Malu Raksasa (Minosa Pigra L) atau masyarakat menyebutnya sebagai 'Susupan Gunung' karena jenis tanaman ini diduga berasal dari pegunungan.
Jenis tanaman dengan akar kuat menjalar ini banyak menutupi areal pertanian di Kabupaten HSU sehingga menyulitkan petani dalam membersihkan lahan saat memulai musim tanam disebakan tipe lahan pertanian di HSU berupa lahan lebak yang terendam dalam waktu lama saat musim penghujan.
Untuk sementara Dinas Pertanian di Kabupaten HSU hanya bisa membantu jenis obat Herbisida bagi kelompok tani untuk mematikan jenis tanaman liar ini.
"Untuk menurunkan alat berat agak sulit karena tipe lahan lebak tidak mampu menopang alat berat," kata Fahnida.
Meski demikian sebagai tenaga Penyuluh Fahnida yakin Dinas Pertanian HSU dalam upaya mengembangkan luas lahan pertanian memiliki strategi sendiri agar produktivitas pertanian di Kabupaten HSU Kalimantan Selatan tetap terjaga.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018