Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Sebanyak empat siswa lulusan Sekolah Indonesia Davao (SID) Filipina kuliah di Universitas Lambung Mangkurat (ULM) melalui program kerjasama yang disepakati antar kedua belah pihak.

Kehadiran empat siswa tersebut di Banjarmasin diantar langsung  Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SID Nanang Sumanang pada Senin (13/8). 

Dimana secara simbolis dilakukan penyerahan kepada Kepala Biro Perencanaan Kerjasama dan Humas (BPKH) ULM Ir H Sarwadi dan turut dihadiri Kepala Biro Administrasi Akademik ULM Asrani.

Nanang pun mengaku bersyukur karena anak didiknya bisa melanjutkan pendidikan tinggi di ULM. Terlebih kuliah secara gratis melalui beasiswa yang diberikan oleh pihak ULM sendiri.

"Kami sangat berterima kasih kepada Rektor ULM Prof Dr H Sutarto Hadi dan jajaran atas kerjasama ini hingga anak-anak Davao bisa kuliah di Indonesia," ucap Nanang.
Sementara Sarwadi mengatakan, pemberian beasiswa untuk mahasiswa luar negeri namun berstatus Warga Negara Indonesia (WNI) itu baru pertama kali di ULM.

"Semuanya akan kami tanggung baik SPP maupun biaya hidup. Kemudian perjalanan pulang pergi dari Davao ke Indonesia untuk satu kali perjalanan," terang Sarwadi.

Adapun keempat pemuda yang akan menetap di Kalsel untuk kuliah di ULM terdiri dari Christian Tampomona Adilang yang mengambil Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Chrisanto Puae Burongan di Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknik, Bryan M Manansang di Prodi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi (JPOK) FKIP serta Arnel R Masoa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP.

Kabag Kerjasama dan Humas ULM Siti Aisyah menambahkan, selain pemberian beasiswa kuliah untuk lulusan Sekolah Indonesia Davao, nantinya ULM akan mengadakan Program Student Teachers yaitu  mahasiswa ULM akan praktik mengajar di sekolah binaan KJRI Davao City, Filipina itu.

Sekadar diketahui, anak-anak yang sekolah di SID adalah putra-putri warga Indonesia yang berdomisili sekitar General Santos City dan di Pulau Balut maupun Sarangani.

Kebanyakan dari siswanya pun belum menentukan status kewarganegaraan sebelum mereka menginjak usia 18 tahun. Namun mayoritas dari anak kelahiran di sana lebih memilih menjadi WNI lantaran keturunan orangtua dari Indonesia. Dimana sejarahnya berasal dari Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara.

Pewarta: Firman

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018