Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Kelompok Kerja (Pokja) strategis Forum Rektor Indonesia (FRI) soal ketahanan energi menghadirkan Prof Ir Purnomo Yusgiantoro di Universitas Lambung Mangkurat (ULM) guna memberikan kuliah umum bertemakan Kedaulatan Energi Indonesia menyongsong Revolusi Industri 4.0.

Rektor ULM Prof Dr H Sutarto Hadi mengatakan, kehadiran Guru Besar Institut Teknologi Bandung itu sebagai pemanasan dari serangkaian Focus Group Discussion yang digelar dalam beberapa hari kedepan.

"Pak Purnomo kami nilai adalah pakar paling cocok dan berkompeten, apalagi beliau pernah menjabat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral dan juga Menteri Pertahanan," terang Sutarto, Kamis.
Usai kuliah umum tersebut, Sutarto selaku Wakil Ketua FRI dan didampingi Ketua Dewan Kehormatan FRI Prof Dr Rochmat Wahab juga akan bertemu beberapa ahli berkaitan bidang ketahanan energi di Purnomo Yusgiantoro Center sekaligus meneken kerjasama antara ULM dan Universitas Pertahanan (Unhan), dimana Purnomo Yusgiantoro sebagai Co-founder pada perguruan tinggi yang berada di Sentul-Bogor tersebut.

Hasil dari pembahasan para pakar bidang ketahanan energi nantinya, menjadi rumusan untuk bahan masukan dan pertimbangan presiden dari FRI dalam rangka menyusun rencana pembangunan tahun 2019 mendatang.

Sutarto berpendapat, industri di Indonesia harus mulai bergeser ke luar Pulau Jawa, sehingga bonus demografi betul-betul dimanfaatkan untuk kemajuan bangsa dan kemakmuran rakyat.

"Pulau Kalimantan ini contohnya sebagai lumbung energi. Sekarang bagaimana upaya kita menyiapkan sumber energi murah. Seperti diketahui PLN menjual listrik termasuk termahal di dunia karena sumber energi yang digunakan bahan bakar fosil," bebernya.
Melalui FRI juga, Sutarto mendorong suatu riset yang dapat dikerjakan lintas perguruan tinggi guna bersinergi dan berinovasi bersama. Dia  mencontohkan riset terpadu bisa dilakukan antara ULM, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan 
Universitas Sebelas Maret (UNS). Dimana ITS yang mengembangkan kendaraan listrik akan ditopang UNS dalam pengembangan baterainya dan ULM pemasok lithium deposit yang banyak terdapat di Kabupaten Tanah Laut sebagai bahan bakunya.

Sementara Rochmat Wahab mengakui, Indonesia masih sangat minim memanfaatkan sumber energi yang sebenarnya berlimpah dan mudah didapatkan. 
Seperti energi matahari yang dapat diubah menjadi energi listrik dengan menggunakan panel sel surya (solar cells).

"Kita sangat diuntungkan berada di garis khatulistiwa. Jadi barang kali kita belum mengoptimalkan apa yang ada di sekitar, sehingga tidak harus menggali dari bawah. Dan kampus punya tanggung jawab moral untuk menawarkan ide-ide baru terkait ketahanan energi," pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Rektor ULM Prof Sutarto Hadi menandatangani perjanjian kerjasama antara ULM dan Badan Litbang ESDM Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Pewarta: Firman

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018