Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Universitas Lambung Mangkurat (ULM) menggelar seminar internasional dengan tema Conservation on Biodiversity of Tropical Forest and Wetlands.

Seminar yang dihadiri para pakar lingkungan dari dalam dan luar negeri itu bahas kekayaan hayati hutan tropis dan lahan basah dan upaya mempertahankan.

"Kegiatan seminar kali ini sengaja diselenggarakan di Desa Kiram tepatnya Villa Paman Birin, Taman Kiram, Kabupaten Banjar sesuai dengan tema konservasi biodiversiti hutan tropis dan lahan basah, sehingga ada sentuhan alami," terang Wakil Rektor IV ULM Prof Dr Ir Yudi Firmanul Arifin, Senin.
(antarakalsel/foto/firman)
Diselenggarakan selama dua hari dari tanggal 9-10 Juli 2018, seminar internasional yang digagas oleh Pusat Unggulan Ipteks Inovasi, Teknologi, Komersialisasi, Manajemen: Hutan dan Lahan Basah Universitas Lambung Mangkurat atau disingkat PUI PT PHLB ULM itu memang terbilang spesial.

Dimana tempat penyenggaraan Desa Kiram merupakan kawasan hutan konservasi sangat cocok dengan suasana alam yang diinginkan dalam seminar. 

Apalagi peserta dari luar negeri terdiri dari Prof Matt Hayward seorang ahli singa dari University of Newcastle Australia dan Prof Michael Mahony ahli katak dari University of Newcastle Australia.  

Seminar ini juga dihadiri oleh Prof Tum Robert dan 20 orang mahasiswa dari University of Newcastle Australia serta 2 orang dari Van Hall Larenstein of Applied Science.  

Prof Yudi yang juga Ketua PUI PT PHLB ULM mengungkapkan, seminar internasional serupa rutin digelar sejak tahun 2015 oleh PUI PT PHLB ULM yang sebelumnya bernama PUI PT Pengelolaan Hutan Tropis Berkelanjutan (PUI PT PHTB ULM).
(antarakalsel/foto/firman)
Tahun 2015 tema seminar adalah Forest Rehabilitation on Post Mining Areas, tahun 2016 dan 2017 bertema Innovation and Commercialization of Forest product.

Khusus untuk tahun 2018 ini bertujuan upaya mempertahankan kekayaan hayati hutan tropis dan lahan basah di Indonesia umumnya dan Pulau Kalimantan khususnya. 

Diharapkan adanya peningkatan wawasan bagi dosen, peneliti, mahasiswa, dan lembaga-lembaga penelitian untuk mempertahankan dan menjaga keanekaragaman hutan tropis dan lahan basah yang dimiliki Indonesia.

Adapun pembicara dari dalam negeri yang turut hadir, yakni para ahli dari berbagai bidang ilmu dan institusi, yaitu Kepala BKSDA Provinsi Kalsel Dr Mahrus Aryadi, ahli primata dari Universitas Indonesia dan sekaligus Ketua Research Center for Climate Change (RCCC) Prof Jatna Supriatna, ahli ekologi dan konservasi satwa liar Dr Satyawan Pudyatmoko dari UGM, ahli primat dari IPB Dr Entang Iskandar, hli kebun raya Bogor Dr Sri Rahayu, ahli nematode dari ULM Dr Abdul Gafur, ahli gambut ULM Dr Ahmad Kurnain,  Direktur Seameo Biotrop Dr Irdika Mansyur, termasuk Prof Yudi sendiri sebagai ahli biodiversiti dan ekologi ULM.

Sehingga total seluruh pembicara sebanyak 13 orang dan partisipan 147 orang. Kegiatan seminar pada hari kedua berupa fieldtrip ke Kebun Raya Banua Provinsi Kalimantan Selatan, Taman Taruna Pelaihari dan Konservasi Bekantan di Desa Panjaratan Kabupaten Tanah Laut.
(antarakalsel/foto/firman)
Kegiatan didukung sepenuhnya oleh Balitbangda Provinsi Kalimantan Selatan, Bupati Tanah Laut serta Dinas Pariwisata Kabupaten Tanah Laut dan Ketua Senat Universitas Lambung Mangkurat Prof Dr Ir H Gusti Muhammad Hatta yang juga hadir langsung mengikuti kegiatan.

"Seminar internasional ini selain menambah wawasan tentang keanekaragaman hayati Kalimantan Selatan, juga sebagai ajang promosi pariwisata alam Kalimantan Selatan," pungkas Prof Yudi.

Pewarta: Firman

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018