Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama Kalimantan Selatan, mengajak seluruh elemen masyarakat sipil bersinergi memerangi gerakan radikalisme dan teroris yang mungkin muncul di masyarakat.
"Kami mengajak masyarakat bersatu dan bersinergi dengan pemerintah memerangi ancaman terorisme," ujar Ketua PWNU Kalsel Abdul Haris Makkie dalam siaran pers di Banjarmasin, Senin.
Menurut Haris didampingi Sekretaris Berri Nahdian Forqan, ajakan itu terkait serangkaian teror bom di Kota Surabaya yang menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan bangunan.
Selain mengajak masyarakat, PWNU Kalsel juga meminta semua elemen umat Islam dan pemeluk agama lain menjaga situasi dan kondisi daerah di seluruh Kalsel agar tetap kondusif.
"Utamakan rasa persaudaraan dan kebersamaan sebagai warga bangsa agar tercipta suasana kehidupan tenteram apalagi menjelang bulan suci Ramadan sehingga saling menghormati," ucapnya.
Ditekankan, ajakan itu disampaikan agar tercipta suasana kehidupan yang aman dan damai, jauh dari segala insiden radikalisme dan terorisme yang merusak situasi dan kondisi bangsa Indonesia.
Sementara itu, terkait pengeboman di 3 gereja di Surabaya dan Mapolrestabes Surabaya, PWNU Kalsel menyesalkan insiden yang menimbulkan korban jiwa dan luka-luka itu.
Kemudian, PWNU juga mengutuk siapa pun pelaku pengeboman dan apa pun motivasinya karena kejadian itu telah mencederai kehormatan atas nilai-nilai kemanusiaan yang dijunjung tinggi.
"Nilai-nilai kemanusiaan harus selalu dijunjung tinggi seluruh umat beragama dan apa yang dilakukan terduga pelaku teroris telah merusak nilai-nilai moral itu," ujar Sekda Provinsi Kalsel itu.
Ditambahkan, pihaknya juga meminta aparat keamanan menyelidiki rangkaian aksi pengeboman secara cepat, tepat dan tuntas sehingga tidak terulang lagi insiden serupa di tempat lain.
"Aparat keamanan harus mengusut tuntas aksi teroris itu dan menghentikan pelaku-pelaku lain hingga keakar-akarnya agar masyarakat tidak lagi dihantui rasa ketakutan," katanya.
Sementara, aksi teroris yang terjadi di Kota Surabaya menyebabkan 25 orang meninggal dunia terdiri dari 13 orang terduga teroris dan 12 orang masyarakat sipil yang berada di lokasi pengeboman.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
"Kami mengajak masyarakat bersatu dan bersinergi dengan pemerintah memerangi ancaman terorisme," ujar Ketua PWNU Kalsel Abdul Haris Makkie dalam siaran pers di Banjarmasin, Senin.
Menurut Haris didampingi Sekretaris Berri Nahdian Forqan, ajakan itu terkait serangkaian teror bom di Kota Surabaya yang menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan bangunan.
Selain mengajak masyarakat, PWNU Kalsel juga meminta semua elemen umat Islam dan pemeluk agama lain menjaga situasi dan kondisi daerah di seluruh Kalsel agar tetap kondusif.
"Utamakan rasa persaudaraan dan kebersamaan sebagai warga bangsa agar tercipta suasana kehidupan tenteram apalagi menjelang bulan suci Ramadan sehingga saling menghormati," ucapnya.
Ditekankan, ajakan itu disampaikan agar tercipta suasana kehidupan yang aman dan damai, jauh dari segala insiden radikalisme dan terorisme yang merusak situasi dan kondisi bangsa Indonesia.
Sementara itu, terkait pengeboman di 3 gereja di Surabaya dan Mapolrestabes Surabaya, PWNU Kalsel menyesalkan insiden yang menimbulkan korban jiwa dan luka-luka itu.
Kemudian, PWNU juga mengutuk siapa pun pelaku pengeboman dan apa pun motivasinya karena kejadian itu telah mencederai kehormatan atas nilai-nilai kemanusiaan yang dijunjung tinggi.
"Nilai-nilai kemanusiaan harus selalu dijunjung tinggi seluruh umat beragama dan apa yang dilakukan terduga pelaku teroris telah merusak nilai-nilai moral itu," ujar Sekda Provinsi Kalsel itu.
Ditambahkan, pihaknya juga meminta aparat keamanan menyelidiki rangkaian aksi pengeboman secara cepat, tepat dan tuntas sehingga tidak terulang lagi insiden serupa di tempat lain.
"Aparat keamanan harus mengusut tuntas aksi teroris itu dan menghentikan pelaku-pelaku lain hingga keakar-akarnya agar masyarakat tidak lagi dihantui rasa ketakutan," katanya.
Sementara, aksi teroris yang terjadi di Kota Surabaya menyebabkan 25 orang meninggal dunia terdiri dari 13 orang terduga teroris dan 12 orang masyarakat sipil yang berada di lokasi pengeboman.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018