Amuntai, Kalsel, 8/5 (Antara) - Produksi padi organik petani Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan diminati dan dipasarkan hingga keluar provinsi lainnya, terutama Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.

Bupati Hulu Sungai Utara (HSU) Abdul Wahid HK di Amuntai Selasa mengatakan, pihaknya terus berupaya mendorong petani untuk mengembangkan padi tanpa pupuk kimia dan pestisida tersebut.

Menurut Wahid, pasar dari padi organik tersebut, ke depan diyakini akan semakin besar dan luas, seiring dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan kebutuhan terhadap makanan sehat, aman dan berkualitas tanpa pupuk kimia.

"Saya yakin, pasar pangan organik ini akan terus berkembang pesat, sehingga ini akan menjadi potensi dan peluang besar bagi petani untuk meningkatkan kesejahteraannya," katanya.

Saat ini, pengembangan padi organik baru dilakukan di tiga desa yakni Desa Hambuku Baru, Desa Babirik Hilir dan Desa Teluk Limbung.

Hasil produksi beras organik di HSU sudah mendapat label sertifikasi dari Lembaga Sertifikasi Pangan Organik (LSPO) Jakarta, yang setiap tiga tahun harus diperbaharui status sertifikasinya.

Wahid mengatakan, hasil pemasaran beras organik lebih banyak ditujukan keluar daerah, karena masyarakat lokal lebih menggemari jenis beras unus.

Permintaan padi organik, banyak datang dari masyarakat di luar Kalsel seperti Samarinda (Kalimantan Timur), Muara Teweh dan Pujun (Kalimantan Tengah).

Menurut Bupati, potensi pengembangan padi organik di HSU masih cukup luas, bahkan bisa ditingkatkan hingga 10 kali lipat bahkan lebih.

"Kami sebenarnya juga siap membuka lahan baru bagi pengembangan lahan padi organik seluas 300 hektare," katanya.

Saat ini, tambah dia, luas lahan pengembangan padi organik di HSU baru seluas 30 hektare, sehingga belum mampu memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat.

"Jumlah produksi padi organik bisa kita tingkatkan sebanyak 10 kali lipat apabila pemerintah pusat memberikan dukungan untuk pembangunan membikin saluran dan tanggul," ujar Wahid.

Menurut Wahid, saat ini, lahan tidur yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan padi organik, masih cukup luas, namun Pemkab HSU terkendala kurangnya anggaran.

Diperkirakan Pemkab HSU membutuhkan anggaran sebesar Rp40 Miliar untuk pembangunan saluran dan tanggul dilahan-lahan untuk pengembangan lahan padi organik.

Kasi Pengolah dan Pemasaran Dinas Pertanian Noor Ifansyah menuturkan padi organik ditanam di lahan organik tanpa menggunakan pupuk kimia dan pestisida.

Jenis beras ini, kaya akan serat, vitamin dan mineral sehingga bermanfaat mencegah munculnya berbagai penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, kolesterol, kanker, gangguan saluran pencernaan dan vertigo.

"Juga bagus dikonsumsi penderita diabetes karena kandungan indeks glikimik yang sangat rendah," katanya.

(T.U004/B/A029/A029) 08-05-2018 20:12:53

Pewarta: Ulul Maskuriah

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018