Paringin, (Antaranews Kalsel) - Pemerintah Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan, imbau aparat dan masyarakat untuk turut meningkatkan pengawasan demi mencegah hal-hal yang tidak di inginkan, terlebih menyangkut terhadap perlindungan perempuan dan anak.
Hal ini terkait penanganan kasus asusila terhadap perempuan dan anak di wilayah Kabupaten Balangan, berturut-turut setiap tahunnya, sejak 2015 hingga 2018.
Disampaikan Bupati Balangan, H Ansharuddin, Rabu (2/5) di Paringin, ibukota kabupaten setempat, peran semua pihak harus ditingkatkan, terlebih pengawasan para aparat dan instansi terkait demi menjaga "Bumi Sanggam" tetap kondusif dan aman.
"Peran seluruh elemen masyarakat untuk memberikan pengawasan untuk mencegah hal-hal yang tidak di inginkan terjadi. Terutama menyangkut kekerasan dan tindakan asusila terhadap perempuan dan anak, khususnya di wilayah kita sendiri," imbaunya.
Dikatakan, Hari Peringatan Anak Sedunia, Peringatan Hari Perempuan, dan lain sebagainya, jangan hanya dijadikan sebagai moment peringatan, ketika selesai dipublikasi, lalu menunggu moment berikutnya.
"Stop kekerasan terhadap perempuan dan anak merupakan moment setiap hari. Seluruh pihak harus bersama-sama dalam menjaga perempuan dan anak, terutama orang-orang terdekat kita dan orang-orang di lingkungan sekitar kita," sampainya.
Ia juga kembali mengingatkan agar masyarakat lebih peka terhadap orang terdekat dan lingkungan sekitarnya, dalam upaya melindungi kaum perempuan dan anak-anak.
Baca juga: Bupati : Stop Kekerasan Terhadap Perempuan Dan Anak
Ia kembali menyinggung Program Three Ends yang merupakan program pemerintah pusat dalam upaya mengakhiri "Tiga Masalah" terhadap perempuan dan anak yang kerap terjadi di Indonesia.
Three Ends atau Tiga masalah itu yakni mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak (End Violence Against Women and Children), mengakhiri perdagangan manusia (End Human Trafficking) dan mengakhiri kesenjangan ekonomi (End Barriers To Economic Justice).
Dijelaskan, Ini sebagai bentuk perlindungan dan pemenuhan hak-hak perempuan sekaligus menekan kasus kekerasan pada perempuan, kampanye hentikan kekerasan pada perempuan ini penting, karena three ends ini sendiri, merupakan salah satu metode yang digunakan dalam mensosialisasikan upaya perlindungan terhadap perempuan dan anak di Indonesia, khususnya di Kabupaten Balangan.
"Saya berharap dan berpesan program perlindungan terhadap perempuan dan anak atau program Three Ends dapat terus dikampanyekan dan disosialisasikan, serta diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat," sampainya.
Gambaran mengenai bagaimana urgensi dalam penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, yang muaranya tidak hanya cukup pada penanganan korban tapi juga upaya preventif kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
"Upaya preventif ini membutuhkan dukungan dan kerjasama berbagai unsur untuk turut mensosialisasikan stop kekerasan pada perempuan dan anak," imbaunya.
Dikatakan bahwa, Pemerintah Kabupaten Balangan melalui berbagai program perlindungan tidak sepenuhnya mampu menjangkau jauh kedalam masyarakat jika tidak dibantu oleh peran serta masyarakat sendiri.
Hal ini diantaranya karena masih adanya pandangan baik dari korban atau masyarakat yang menganggap bahwa masalah kekerasan dalam rumah tangga adalah urusan intern keluarga yang bersangkutan.
"Untuk itu pelihara dan jaga selalu keluarga dan anak-anak kita, serta berkomitmen menjaga dan melindungi perempuan dan anak tanpa adanya diskriminasi," pintanya.
Baca juga: Polisi tangkap siswa SMA tersangka cabuli siswa SMP
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
Hal ini terkait penanganan kasus asusila terhadap perempuan dan anak di wilayah Kabupaten Balangan, berturut-turut setiap tahunnya, sejak 2015 hingga 2018.
Disampaikan Bupati Balangan, H Ansharuddin, Rabu (2/5) di Paringin, ibukota kabupaten setempat, peran semua pihak harus ditingkatkan, terlebih pengawasan para aparat dan instansi terkait demi menjaga "Bumi Sanggam" tetap kondusif dan aman.
"Peran seluruh elemen masyarakat untuk memberikan pengawasan untuk mencegah hal-hal yang tidak di inginkan terjadi. Terutama menyangkut kekerasan dan tindakan asusila terhadap perempuan dan anak, khususnya di wilayah kita sendiri," imbaunya.
Dikatakan, Hari Peringatan Anak Sedunia, Peringatan Hari Perempuan, dan lain sebagainya, jangan hanya dijadikan sebagai moment peringatan, ketika selesai dipublikasi, lalu menunggu moment berikutnya.
"Stop kekerasan terhadap perempuan dan anak merupakan moment setiap hari. Seluruh pihak harus bersama-sama dalam menjaga perempuan dan anak, terutama orang-orang terdekat kita dan orang-orang di lingkungan sekitar kita," sampainya.
Ia juga kembali mengingatkan agar masyarakat lebih peka terhadap orang terdekat dan lingkungan sekitarnya, dalam upaya melindungi kaum perempuan dan anak-anak.
Baca juga: Bupati : Stop Kekerasan Terhadap Perempuan Dan Anak
Ia kembali menyinggung Program Three Ends yang merupakan program pemerintah pusat dalam upaya mengakhiri "Tiga Masalah" terhadap perempuan dan anak yang kerap terjadi di Indonesia.
Three Ends atau Tiga masalah itu yakni mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak (End Violence Against Women and Children), mengakhiri perdagangan manusia (End Human Trafficking) dan mengakhiri kesenjangan ekonomi (End Barriers To Economic Justice).
Dijelaskan, Ini sebagai bentuk perlindungan dan pemenuhan hak-hak perempuan sekaligus menekan kasus kekerasan pada perempuan, kampanye hentikan kekerasan pada perempuan ini penting, karena three ends ini sendiri, merupakan salah satu metode yang digunakan dalam mensosialisasikan upaya perlindungan terhadap perempuan dan anak di Indonesia, khususnya di Kabupaten Balangan.
"Saya berharap dan berpesan program perlindungan terhadap perempuan dan anak atau program Three Ends dapat terus dikampanyekan dan disosialisasikan, serta diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat," sampainya.
Gambaran mengenai bagaimana urgensi dalam penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, yang muaranya tidak hanya cukup pada penanganan korban tapi juga upaya preventif kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
"Upaya preventif ini membutuhkan dukungan dan kerjasama berbagai unsur untuk turut mensosialisasikan stop kekerasan pada perempuan dan anak," imbaunya.
Dikatakan bahwa, Pemerintah Kabupaten Balangan melalui berbagai program perlindungan tidak sepenuhnya mampu menjangkau jauh kedalam masyarakat jika tidak dibantu oleh peran serta masyarakat sendiri.
Hal ini diantaranya karena masih adanya pandangan baik dari korban atau masyarakat yang menganggap bahwa masalah kekerasan dalam rumah tangga adalah urusan intern keluarga yang bersangkutan.
"Untuk itu pelihara dan jaga selalu keluarga dan anak-anak kita, serta berkomitmen menjaga dan melindungi perempuan dan anak tanpa adanya diskriminasi," pintanya.
Baca juga: Polisi tangkap siswa SMA tersangka cabuli siswa SMP
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018