Martapura, (Antaranews Kalsel) - Pemerintah Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, menyusun rencana aksi dalam upaya menurunkan angka stunting atau anak yang mengalami hambatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh.

Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pembangunan Daerah Kabupaten Banjar Hary Supriyadi di Kota Martapura, Ahad mengatakan, penyusunan dokumen dibantu tenaga ahli sebuah universitas.

"Tenaga ahli yang membantu dalam penyusunan dokumen rencana aksi dari Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin mendampingi tim Bapelitbangda," ujarnya.

Ia mengatakan, dokumen rencana aksi yang disusun terkait daerah pangan dan gizi Kabupaten Banjar tahun 2018-2021 sehingga bisa mencegah munculnya stunting di kawasan itu.

Dijelaskan, dokumen itu akan menjadi acuan dalam upaya mencegah terjadinya kasus stunting meski angka gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak itu di Kabupaten Banjar menurun.

"Persentase stunting di Kabupaten Banjar tahun 2017 mencapai 26,1 persen atau menurun dibandingkan persentase tahun 2016 sebesar 30,1 persen, tetapi angka itu akan diturunkan lagi," ujarnya.

Menurut dia, persentase stunting itu juga dibawang persentase di tingkat Kalsel yakni 31,1 persen pada 2016 dan meningkat 34,2 persen 2017 sehingga dinilai WHO masuk kategori tinggi.

"Meski pun persentase mengalami penurunan, tetapi kami berupaya agar persentasenya lebih menurun sehingga menunjukan kecukupan pangan dan gizi masyarakat terpenuhi," ucapnya.

Ditambahkan Kabid Sosbud dan SDM Syahruddin, penyusunan dokumen akan dibantu dua tenaga ahli dari FK Jurusan Kesehatan Masyarakat ULM Leni Marlina SKM Mkl dan Fahrini Yulidasari SKM MPH.

"Penyusunan dokumen terintegrasi dan selaras dengan perencanaan pangan dan gizi melalui koordinasi program dan kegiatan multisektoral serta memberikan panduan kepada pemkab," ujarnya.

Dikatakan, rencana aksi pangan dan gizi menggunakan pendekatan multi sektoral yang akan selalu dipantau dan dievaluasi sehingga aksi yang dilakukan sesuai target yang direncanakan.

Tenaga ahli FK Unlam Leni Marlina mengatakan, penyusunan menggunakan pendekatan deskriptif,?menganalisis data sekunder dan kemungkinan memakai data primer hingga peninjauan lapangan.

"Selain pendekatan deskriptif juga ditambah kondisi eksisting sampai?tahun 2017 dan penyusunan selama 6 bulan dengan kemajuan disampaikan satu bulan sekali," katanya.

Pewarta: Yose Rizal

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018