Banjarbaru (Antaranews Kalsel) - Sebanyak 22 siswa kelas XII yang merupakan anak berkebutuhan khusus (ABK) di Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Banjarbaru, Kalimantan Selatan, mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer.
Kepala Sekolah SMAN 4 Banjarbaru Finna Rahmiati di Kota Banjarbaru, Senin mengatakan, puluhan siswa ABK itu mengikuti UNBK seperti ratusan siswa normal lainnya di sekolah tersebut.
"Mereka mengikuti UNBK di ruangan yang sama seperti siswa normal lainnya. Perlakuan juga sama, termasuk materi soal ujian tidak dibedakan dengan peserta lain," ujarnya.
Ia mengatakan, puluhan siswa ABK terdiri dari 16 laki-laki dan 6 perempuan yang mengikuti ujian hari pertama mata pelajaran Bahasa Indonesia dan seluruh siswanya ikut ujian dengan lancar.
Disebutkan, satu siswa ABK adalah penyandang tunagrahita ringan, sisanya merupakan slowleaner atau siswa yang lamban menerima pelajaran sehingga memerlukan perhatian ekstra.
"Meski pun mereka merupakan ABK tetapi mengikuti pelajaran sehari-hari tetap satu kelas dengan siswa lainnya. Hanya guru yang lebih ekstra memberi bimbingan," ungkapnya.
Ditekankan, apa pun hasil atau nilai UNBK yang diperoleh siswa ABK tidak masalah karena ujian nasional bukan penentu kelulusan siswa dan mereka tetap mendapatkan ijazah.
"Ujian nasional bukan penentu bagi kelulusan siswa sehingga ABK peserta ujian tidak masalah apa pun hasilnya dan mereka tetap mendapatkan ijazah lulus dari Disdik Kalsel," ucap dia.
Salah seorang siswa ABK Rama Putra Adyatama mengatakan tidak mengalami hambatan menjawab materi ujian meski pun harus bergabung dengan siswa lain dan menggunakan komputer.
"Saya bisa mengikuti ujian dan tidak ada hambatan. Seluruh materi soal juga sudah dijawab semua," ucap penyandang tunagrahita ringan yang tercatat sebagai siswa Kelas XII IPA 1 itu.
Peserta ABK lain yakni Arya Saputra juga tidak kesulitan menjawab materi soal ujian karena sudah mempersiapkan diri mengikuti ujian yang menggunakan komputer dan jaringan internet itu.
"Saya sudah belajar dan mengikuti simulasi ujian nasional jadi tidak masalah ikut UNBK," ujar siswa Kelas XII IPA 5 yang hampir terlambat 15 menit dari waktu dimulainya ujian.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
Kepala Sekolah SMAN 4 Banjarbaru Finna Rahmiati di Kota Banjarbaru, Senin mengatakan, puluhan siswa ABK itu mengikuti UNBK seperti ratusan siswa normal lainnya di sekolah tersebut.
"Mereka mengikuti UNBK di ruangan yang sama seperti siswa normal lainnya. Perlakuan juga sama, termasuk materi soal ujian tidak dibedakan dengan peserta lain," ujarnya.
Ia mengatakan, puluhan siswa ABK terdiri dari 16 laki-laki dan 6 perempuan yang mengikuti ujian hari pertama mata pelajaran Bahasa Indonesia dan seluruh siswanya ikut ujian dengan lancar.
Disebutkan, satu siswa ABK adalah penyandang tunagrahita ringan, sisanya merupakan slowleaner atau siswa yang lamban menerima pelajaran sehingga memerlukan perhatian ekstra.
"Meski pun mereka merupakan ABK tetapi mengikuti pelajaran sehari-hari tetap satu kelas dengan siswa lainnya. Hanya guru yang lebih ekstra memberi bimbingan," ungkapnya.
Ditekankan, apa pun hasil atau nilai UNBK yang diperoleh siswa ABK tidak masalah karena ujian nasional bukan penentu kelulusan siswa dan mereka tetap mendapatkan ijazah.
"Ujian nasional bukan penentu bagi kelulusan siswa sehingga ABK peserta ujian tidak masalah apa pun hasilnya dan mereka tetap mendapatkan ijazah lulus dari Disdik Kalsel," ucap dia.
Salah seorang siswa ABK Rama Putra Adyatama mengatakan tidak mengalami hambatan menjawab materi ujian meski pun harus bergabung dengan siswa lain dan menggunakan komputer.
"Saya bisa mengikuti ujian dan tidak ada hambatan. Seluruh materi soal juga sudah dijawab semua," ucap penyandang tunagrahita ringan yang tercatat sebagai siswa Kelas XII IPA 1 itu.
Peserta ABK lain yakni Arya Saputra juga tidak kesulitan menjawab materi soal ujian karena sudah mempersiapkan diri mengikuti ujian yang menggunakan komputer dan jaringan internet itu.
"Saya sudah belajar dan mengikuti simulasi ujian nasional jadi tidak masalah ikut UNBK," ujar siswa Kelas XII IPA 5 yang hampir terlambat 15 menit dari waktu dimulainya ujian.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018