Banjarmasin, (Antaranews Kalsel)- Tim Balai Penelitian dan Pengembangan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Banjarbaru, melakukan penelitian terhadap keberadaan pohon lahung (durio dulcis)di Desa Panggung, Kecamatan Paringin Selatan, Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan.
Seorang peneliti utama dari instansi tersebut, Syaifudin kepada Antara, melalui WhatsApp (WA) Senin, mengakui timnya terjun ke lokasi tersebut, untuk melakukan penelitian keberadaan pohon yang mulai langka itu, maksudnya untuk pelestarian.
Eksplorasi oleh tiga peneliti tersebut berlangsung minggu lalu bersama anggota Forum Komunitas Hijau (FKH) setempat.
Tim ini dibantu berbagai peralatan melakukan melakukan pengukuran terhadap sebuah pohon lahung besar yang ada di desatersebut, disamping mencari anakannya untuk dikembangbiakan di areal instansi mereka di Banjarbaru.
Berdasarkan penelitian pohon lahung besar yang berada di hutan yang terdapat perkebunan karet itu berdiameter 112 cm, lebar tajuk 26,92 meter, tinggi batang bebas cabang 16 meter, tinggi total 37 meter, dan tinggi banir 5 meter.
Sementara itu di tempat terpisah pemerhati buah endemik Kalimantan, Hanif Wicaksono menjelaskan buah lahung sejenis durian, tetapi kulit warna merah kehitaman dengan duri lancip dan panjang.
Bagi beberapa orang yang baru merasakan durian lahung akan sangat wajar bila merasa aneh. Hal ini seperti melihat orang barat yang baru mencoba durian.
Ada kesan aneh yg susah dijelaskan. bahkan beberapa orang pun mendeskripsikan lahung mempunyai aroma seperti aerosol, alkohol, mint, bahkan pembersih lantai.
Memang tidak memungkiri lahung punya bau unik yg khas, tetapi tidak semua lahung beraroma keras.
Pada dasarnya buah lahung itu manis sesuai namanya "dulcis" yang berarti manis. lahung seperti durian punya banyak sekali varian. beberapa varian lahung mempunyai aroma yg lebih lembut dan rasa yang manis krimi tanpa bau yang mencolok seperti lahung.
Meski rata-rata lahung berwarna putih banyak juga lahung yang mempunyai daging buah berwarna kuning hingga oranye. Dari berdaging tipis hingga tebal.
Durio dulcis di Kalsel termasuk spesies yang diketahui paling sering mengalami silang alami (hybrid) selain pampakin (D kutejensis).
Hal ini kemungkinan karena masa pembungaan lahung yg lebih awal daripada spesies durio lain.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018
Seorang peneliti utama dari instansi tersebut, Syaifudin kepada Antara, melalui WhatsApp (WA) Senin, mengakui timnya terjun ke lokasi tersebut, untuk melakukan penelitian keberadaan pohon yang mulai langka itu, maksudnya untuk pelestarian.
Eksplorasi oleh tiga peneliti tersebut berlangsung minggu lalu bersama anggota Forum Komunitas Hijau (FKH) setempat.
Tim ini dibantu berbagai peralatan melakukan melakukan pengukuran terhadap sebuah pohon lahung besar yang ada di desatersebut, disamping mencari anakannya untuk dikembangbiakan di areal instansi mereka di Banjarbaru.
Berdasarkan penelitian pohon lahung besar yang berada di hutan yang terdapat perkebunan karet itu berdiameter 112 cm, lebar tajuk 26,92 meter, tinggi batang bebas cabang 16 meter, tinggi total 37 meter, dan tinggi banir 5 meter.
Sementara itu di tempat terpisah pemerhati buah endemik Kalimantan, Hanif Wicaksono menjelaskan buah lahung sejenis durian, tetapi kulit warna merah kehitaman dengan duri lancip dan panjang.
Bagi beberapa orang yang baru merasakan durian lahung akan sangat wajar bila merasa aneh. Hal ini seperti melihat orang barat yang baru mencoba durian.
Ada kesan aneh yg susah dijelaskan. bahkan beberapa orang pun mendeskripsikan lahung mempunyai aroma seperti aerosol, alkohol, mint, bahkan pembersih lantai.
Memang tidak memungkiri lahung punya bau unik yg khas, tetapi tidak semua lahung beraroma keras.
Pada dasarnya buah lahung itu manis sesuai namanya "dulcis" yang berarti manis. lahung seperti durian punya banyak sekali varian. beberapa varian lahung mempunyai aroma yg lebih lembut dan rasa yang manis krimi tanpa bau yang mencolok seperti lahung.
Meski rata-rata lahung berwarna putih banyak juga lahung yang mempunyai daging buah berwarna kuning hingga oranye. Dari berdaging tipis hingga tebal.
Durio dulcis di Kalsel termasuk spesies yang diketahui paling sering mengalami silang alami (hybrid) selain pampakin (D kutejensis).
Hal ini kemungkinan karena masa pembungaan lahung yg lebih awal daripada spesies durio lain.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018