Banjarbaru (Antaranews Kalsel) - Wali Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan Nadjmi Adhani mengatakan, seluruh komponen masyarakat harus mewaspadai timbulnya konflik antarumat beragama yang setiap saat bisa muncul.


"Kami minta seluruh pihak waspada karena potensi konflik antarumat bisa saja muncul meski pun saat ini kondisi dan situasi Banjarbaru kondusif," ujarnya di Kota Banjarbaru, Selasa.

Pernyataan bernada imbauan itu disampaikannya usai mengukuhkan Dewan Penasehat dan kepengurusan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Banjarbaru periode 2018-2023.

Ia mengatakan, Banjarbaru adalah kota yang heterogen dihuni penduduk dari berbagai suku, agama, ras maupun golongan dengan jumlah penduduk lebih dari 230 ribu jiwa.

Ditekankan, heterogenitas penduduk itu tentu berpotensi menimbulkan konflik setiap saat termasuk konflik antarumat beragama sehingga diperlukan langkah pencegahan dan antisipasinya.

"Pengurus FKUB yang dilantik ini, memiliki tugas dan tanggung jawab mencegah sekaligus mengantisipasi timbulnya konflik yang berdampak luas dan membekas," pesannya.

Menurut dia, kepengurusan FKUB dituntut mampu membangun kesadaran masyarakat untuk saling menjaga dan hormat-menghormati umat beragama sehingga tercipta kerukunan.

Disebutkan, ada lima langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah konflik antarumat beragama yakni pertama saling menautkan hati antar penganut agama dan kepercayaan.

"Menautkan hati dan mempererat persahabatan dengan saling mengenal lebih jauh dan menumbuhkan kesadaran setiap agama membawa misi kedamaian bagi penganutnya," ucap dia.

Kedua, tidak perkenankan tindakan pengelompokan domisili di suatu daerah sehingga terkesan eksklusif, tetapi harus mampu membaur baik penduduk asli maupun pendatang.

Ketiga, mengurangi kesenjangan sosial atau dihapuskan sama sekali dan perlu dikembangkan identitas bersama seperti membangun rasa nasionalisme sehingga sadar pentingnya persatuan.

Langkah keempat yakni mencari tokoh masyarakat yang bisa dipercaya atau dihormati oleh pihak yang berkonflik agar menghentikan konflik melalui dialog sehingga tercipta kedamaian.

"Kelima adalah menghindari sikap menyebarkan berita yang belum jelas kebenarannya atau berito bohong (hoax) sehingga menghindarkan masyarakat dari konflik," katanya.

Pewarta: Yose Rizal

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018