Rantau, (Antaranews Kalsel) - Dandim 1010 Rantau, Letkol Infanteri Jumadil Aulia berkomitmen menghidupkan  koperasi pertanian di Kabupaten Tapin menjadi program unggulannya selama bertugas di Kabupaten Tapin.

Ditemui di ruang kerjanya di Rantau, Senin (12/2), mengatakan bahwa sekitar satu bulan kepemimpinannya di Komando Militer (Kodim) 1010 Rantau, ia sudah cukup mengenal wilayah tugasnya.

"Saat kita di ditugaskan di sini, kita langsung lakukan pengenalan wilayah agar tau apa saja permasalah di Kabupaten Tapin," ujarnya.

Diakuinya, pertanian di Kabupaten Tapin sudah sangat bagus dan berkembang dengan baik, namun, untuk pemasaran hasil pertanian khususnya beras masih di setir oleh tengkulak.

"Kita liat disini masyarakat masih lebih senang menjual hasil berasnya ke tengkulak di banding ke Bulog," ujarnya lagi.

Maka dengan itu, pria kelahiran Ujung Pandang tersebut memasukkan koperasi pertanian di Kabupaten Tapin sebagai salah satu sektor perekonomian buat para petani.

"Saya ingin kembali menghidupkan kembali koperasi pertanian di Tapin ini," ujar Mantan Komandan Secata Rindam VI Mulawarman tersebut.

Dijelaskan Aulia, koperasi perlu di kembangkan kembali dikarenakan sebuah organisasi yang berasaskan dengan persaudaraan dan kekeluargaan.

"Tentu kita tau tujuan koperasi adalah untuk kesejahteraan anggotanya," ujarnya lagi.

Namun saat ini banyak koperasi pertanian di Kabupaten Tapin yang seakan koleps atau tidak berfungsi lagi dikarena beberapa permasalahan, dan kebanyakan permasalahan keuangan.

Salah satu upayanya dalam kembali menghidupkan Koperasi Unit Desa (KUD) pertanian yakni memberikan pelatihan kepada para anggotanya, mencoba bekerjasama dengan Pemda dalam pendanaan, dan menugaskan anggota TNI untuk melakukan pengawasan.

"Nanti koperasilah yang berperan penting dalam pendistribusian pupuk, benih, pengadaan gabah, hingga perlatan pertanian, maka dengan itu petani kedepannya harus menjual kembali hasil pertaniannya ke Koperasi tersebut," ujarnya.

Maka dengan itu, dengan adanya koperasi pertanian tersebut, petani tidak perlu lagi menjual hasil padinya ke tengkulak, dan tentunya akan lebih memudahkan petani dalam menjualnya.

"Masa yang mensupsidi pupuk, benih dan memberi bantuan alat pertanian pemerintah, mereka malah menjual ke tengkulak, ya tentunya harus jual lagi ke koperasi," tegasnya.

Pewarta: Muhammad Husien Asyari

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018