Amuntai, (Antaranews.Kalsel) - Penderita Penyakit Tidak Menular di Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan semakin banyak terdeteksi setiap tahunnya.
Kasi Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Karmila Sari di Amuntai, Rabu mengatakan, meningkatnya penderita Penyakit Tidak Menular (PTM) karena semakin bertambahnya kegiatan skrining faktor resiko PTM (Posbindu) di semua kecamatan.
"Kita tidak mengatakan bahwa jumlah penderita penyakit tidak menular meningkat setiap tahun, tapi karena bertambahnya kegiatan Posbindu maka semakin banyak pasien memeriksakan diri yg terdeteksi menderita penyakit tidak menular ini," ujar Karmila.
Karmila mengatakan, Jumlah Posbindu meningkat dibanding dua tahun sebelumnya. Kegiatan Posbindu di 2015 sebanyak 13 pos, di 2016 sebanyak 26 pos dan 2017 sebanyak 44 pos.
Seiring bertambahnya kegiatan Posbindu, penderita PTM yang memeriksakan diri juga terdeteksi meningkat seperti penderita diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung koroner dan lainnya.
Peningkatan Penderita PTM terjadi khususnya pada 2016 seperti penderita hipertensi dari 423 orang yang memeriksakan diri di Posbindu pada 2015 membengkak menjadi 16.155 orang pada 2016.
Demikian pula penderita Diabetes Melitus meningkat tajam dari sebanyak 828 orang di 2015 menjadi sebanyak 3831 orang di 2016.
Penyakit Jantung Koroner juga meningkat dari sebanyak 99 orang yang terdeteksi saat memeriksakan diri di Posbindu pada 2015 menjadi sebanyak 289 orang di 2016.
Jumlah penderita Hipertensi dan Diabetes Melitus lebih banyak diderita kaum perempuan dibanding laki-laki berdasarkan data pasien di Posbindu.
"Saat ini kegiatan Posbindu masih ditangani oleh petugas kesehatan dari Puskesmas yang semestinya bisa dilakukan oleh para kader. Hal disebabkan masih kurangnya kemampuan para kader yang masih mendapat pelatihan," terang Karmila.
Pemeriksaan resiko PTM melalui Posbindu ini, lanjutnya, tidak dipungut bayaran alias gratis, kecuali pemeriksaan melalui Puskesmas akan dikenakan biaya bagi yang tidak memiliki Kartu Jaminan Kesehatan.
Cek kesehatan guna mendeteksi resiko PTM ini, kata Karmila minimal harus dilakukan sekali dalam enam bulan guna lebih awal mengetahui resiko PTM untuk pengobatannya.
Karmila menjelaskan, trend peningkatan penderita PTM diperkirakan tetap tinggi di 2017 mengingat perubahan gaya hidup masyarakat ditengarai menjadi salah satu penyebab terjadinya pergeseran pola penyakit tidak menular yang menjadi trend saat ini.
Misalnya, kata Karmila, jumlah kasus baru Hipertensi sebanyak 5329 orang dan penderita baru Diabetes Melitus sebanyak 1428 orang.
Penderita penyakit Asthma di Kabupaten HSU juga terbilang cukup tinggi berdasarkan data pemeriksaan di Posbindu yang mencapai 1938 orang di 2016 bertambah sebanyak 670 orang di 2017.
Pelaksana tugas Kepala Dinkes HSU Agus Fidliansyah saat Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-53 di Halaman Kantor Pemda HSU mengatakan adanya program PTM ini diharapkan bisa semakin pendekatan akses pelayanan PTM.
"Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan terdepan melalui revitalisasi puskesmas diharapkan juga mampu menyelenggarakan pelayanan kesehatan PTM secara komprehensip mulai dari promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017
Kasi Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Karmila Sari di Amuntai, Rabu mengatakan, meningkatnya penderita Penyakit Tidak Menular (PTM) karena semakin bertambahnya kegiatan skrining faktor resiko PTM (Posbindu) di semua kecamatan.
"Kita tidak mengatakan bahwa jumlah penderita penyakit tidak menular meningkat setiap tahun, tapi karena bertambahnya kegiatan Posbindu maka semakin banyak pasien memeriksakan diri yg terdeteksi menderita penyakit tidak menular ini," ujar Karmila.
Karmila mengatakan, Jumlah Posbindu meningkat dibanding dua tahun sebelumnya. Kegiatan Posbindu di 2015 sebanyak 13 pos, di 2016 sebanyak 26 pos dan 2017 sebanyak 44 pos.
Seiring bertambahnya kegiatan Posbindu, penderita PTM yang memeriksakan diri juga terdeteksi meningkat seperti penderita diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung koroner dan lainnya.
Peningkatan Penderita PTM terjadi khususnya pada 2016 seperti penderita hipertensi dari 423 orang yang memeriksakan diri di Posbindu pada 2015 membengkak menjadi 16.155 orang pada 2016.
Demikian pula penderita Diabetes Melitus meningkat tajam dari sebanyak 828 orang di 2015 menjadi sebanyak 3831 orang di 2016.
Penyakit Jantung Koroner juga meningkat dari sebanyak 99 orang yang terdeteksi saat memeriksakan diri di Posbindu pada 2015 menjadi sebanyak 289 orang di 2016.
Jumlah penderita Hipertensi dan Diabetes Melitus lebih banyak diderita kaum perempuan dibanding laki-laki berdasarkan data pasien di Posbindu.
"Saat ini kegiatan Posbindu masih ditangani oleh petugas kesehatan dari Puskesmas yang semestinya bisa dilakukan oleh para kader. Hal disebabkan masih kurangnya kemampuan para kader yang masih mendapat pelatihan," terang Karmila.
Pemeriksaan resiko PTM melalui Posbindu ini, lanjutnya, tidak dipungut bayaran alias gratis, kecuali pemeriksaan melalui Puskesmas akan dikenakan biaya bagi yang tidak memiliki Kartu Jaminan Kesehatan.
Cek kesehatan guna mendeteksi resiko PTM ini, kata Karmila minimal harus dilakukan sekali dalam enam bulan guna lebih awal mengetahui resiko PTM untuk pengobatannya.
Karmila menjelaskan, trend peningkatan penderita PTM diperkirakan tetap tinggi di 2017 mengingat perubahan gaya hidup masyarakat ditengarai menjadi salah satu penyebab terjadinya pergeseran pola penyakit tidak menular yang menjadi trend saat ini.
Misalnya, kata Karmila, jumlah kasus baru Hipertensi sebanyak 5329 orang dan penderita baru Diabetes Melitus sebanyak 1428 orang.
Penderita penyakit Asthma di Kabupaten HSU juga terbilang cukup tinggi berdasarkan data pemeriksaan di Posbindu yang mencapai 1938 orang di 2016 bertambah sebanyak 670 orang di 2017.
Pelaksana tugas Kepala Dinkes HSU Agus Fidliansyah saat Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-53 di Halaman Kantor Pemda HSU mengatakan adanya program PTM ini diharapkan bisa semakin pendekatan akses pelayanan PTM.
"Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan terdepan melalui revitalisasi puskesmas diharapkan juga mampu menyelenggarakan pelayanan kesehatan PTM secara komprehensip mulai dari promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017