Pendangkalan air waduk pembangkit listrik tenaga air Riam Kanan di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, semakin memprihatinkan sehingga membuat biaya pemeliharaan mesin waduk semakin besar.
        
"Selama musim penghujan lumpur sisa penambangan emas dari beberapa daerah di Riam Kanan yang masuk ke waduk semakin banyak," kata Kepala PLTA Riam Kanan Wardoyo di Banjarmasin, Senin.
        
Kondisi tersebut, kata dia, membuat pihaknya harus lebih sering melakukan pembersihan pipa pendingin mesin turbin dari sebelumnya satu kali satu bulan kini menjadi empat kali sebulan.
        
"Kalau dulu sebulan sekali kita baru melakukan pembersihan pipa turbin, tetapi sekarang harus satu minggu sekali, karena pipa telah dipenuhi oleh lumpur," katanya.
        
Bukan hanya lumpur, kata dia, sampah plastik bekas makanan yang juga masuk dalam waduk kemudian disedot oleh pipa membuat mesin pendingin turbin semakin sulit berputar.
        
Bila tidak dibersihkan, kata dia, mesin akan cepat panas karena harus bekerja ekstra keras untuk memutar turbin. Karena harus sering dibersihkan otomatis biaya pemeliharaan juga semakin besar.
        
Pendangkalan, tambah dia, disebabkan masalah klasik yang hingga kini tidak kunjung terselesaikan, yaitu maraknya penambangan emas di sekitar areal waduk.
        
Bahkan, tambah dia, razia besar-besaran yang dilakukan tim gabungan beberapa waktu lalu, tidak membuat para penambang yang sebagian besar dari luar daerah jera, tetapi justru merajalela.
        
Beberapa daerah yang masih dipenuhi penambang emas antara lain Desa Rantau Balai terdapat dua lokasi penambangan, Desa Sungai Kalaan juga dua lokasi penambangan dan yang kini mulai berkembang banyak yaitu Desa Bunglai.
        
Menurut Kardoyo, potensi emas di daerah Riam Kanan memang cukup besar, hal tersebut membuat para penambang emas ilegal tidak menyerah begitu saja kepada aparat keamanan.
        
"Memang sulit untuk merazia para penambang ilegal, selain jumlahnya banyak, informasi adanya razia juga sering bocor," katanya.
        
Apalagi, tambah dia, medan yang harus ditempuh aparat keamanan juga cukup sulit dengan lokasi yang saling berjauhan.
        
Kendati demikian, tambah dia, penambangan liar tidak boleh dibiarkan begitu saja, karena bukan hanya merusak alam juga mengurangi areal rasapan air dan bisa mengganggu kebutuhan air waduk di musim kemarau.

Pewarta:

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2010