Sedikitnya 86 dari 196 koperasi di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, belakangan ini tidak mampu lagi menjalankan aktivitas mendukung perekonomian anggotanya.


Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Industri, H. Mahyudiansyah, Kamis mengatakan, banyak koperasi di Kotabaru yang tidak aktif tersebut sebagian akibat dari terkena dampak krisis global beberapa tahun lalu.

Pengurus tidak mampu mempertahankan usaha yang dikelola ketika dampak krisis global masih mempengaruhi sendi-sendi perekonomian di daerah, terutama koperasi yang bergerak di bidang simpan pinjam dan yang memproduksi barang ekspor.

Seperti koperasi di bidang perikanan dan kelautan, serta koperasi di pertambangan batu bara atau hasil tambang yang lainnya.

"Hingga saat ini pengurus belum mampu membangkitkan kembali koperasi yang sudah tidak aktif tersebut, karena minimnya permodalan atau sumber daya manusia," jelasnya.

Dijelaskan, dari 196 koperasi, 110 di antaranya masih tetap bertahan menjalankan aktivitasnya, sementara 86 buah tidak lagi aktif.

Sebagian besar, koperasi yang tidak aktif adalah Koperasi Udit Desa (KUD) sebanyak 39 buah dari 60 KUD di Kotabaru.

Disusul Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) sebanyak 19 buah, Koperasi Karyawan (Kopkar) sebanyak tujuh buah, Koperasi Simpan Pinjam (KSU) dan koperasi bergerak di bidang yang lainnya.

Mahyudin mengemukakan, dari 196 koperasi di Kotabaru tersebut memiliki sekitar 32.520 anggota, dengan modal sendiri sekitar Rp43,69 miliar dan modal dari luar sekitar Rp138,58 miliar, dengan volume usaha mencapai Rp137,52 miliar.

Meski koperasi yang tidak aktif cukup banyak, kata Mahyudin, namun banyak juga koperasi di Kotabaru memperoleh penghargaan menjadi koperasi terbaik provinsi bahkan tingkat nasional./C/C

Pewarta:

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2012