Martapura, (Antaranews Kalsel) - Bupati Banjar H Khalilurrahman melalui Sekretaris Daerah Kabupaten Banjar, Nasrunsyah mengatakan Hari Santri Nasional (HSN) merupakan kesempatan untuk kembali membangkitkan rasa kebangsaan yang kuat dan semangat cinta tanah air serta rela berkorban untuk bangsa dan negara.
"Hari Santri Nasional mengingatkan semangat kebangsaan dan semangat menyatukan kebersamaan suku, ras, agama, budaya, etnis untuk menjadi satu untuk Indonesia," kata Nasrunsyah saat seminar sehari memperingati HSN di Martapura, Minggu.
Menurutnya HSN merupakan momentum besar bagi bangsa Indonesia di lihat dari sejarah peran santri sangat besar terhadap terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) karena banyak tokoh santri yang menjadi legendaris tokoh bangsa Indonesia.
Dari hasil kebersamaan dan kekompakan kiyai dan tokoh agama menjadikan bangsa Indonesia berhasil merebut kemerdekaan melalui proklamasi dengan cara kiyai mewakafkan hidupnya untuk mempertahankan Kemerdekaan bersama santri dan masyarakat.
Dijelaskan HSN yang diresmikan oleh presiden Joko Widodo pada sesuai dengan Inpres No.22 Tahun 2015, tepat tanggal 22 Oktober sebagai peringatan Hari Santri Nasional (HSN) adalah mengenang resolusi jihad yang telah dilakukan oleh para tokoh ormas besar NU (KH.Hasyim Ays’ari), Muhammadiyah (KH Ahmad Dahlan), Persis (A. Hasan), dan Al Irsyad (A. Soorhati) untuk menolak dan mencegah kembali tentara kolonial Belanda ke Indonesia.
Nasrunsyah dalam seminar itu menjelaskan Pemkab Banjar sangat merespon adanya Hari Santri Nasional (HSN) ini, yang terpenting adalah merenungi kembali jasa-jasa yang telah dilakukan oleh para pejuang tokoh-tokoh, ulama, kiyai yang kemudian kita mampu meneladani dari sikap dan perilaku semangat yang dimilikinya, termasuk lebih mempunyai semangat juang yang tinggi dan rasa keikhlasan pula yang mendalam seperti tokoh zaman dulu.
Secara umum, sesuai arahan dan surat sekjen untuk melakukan kegiatan dalam menyambut HSN ini, di beberapa Kab/Kota melakukan kegiatan seminar, apel bersama santri banyak yang melakukan.
"Secara kebetulan dalam lingkup Pemerintah Kabupaten Banjar tengah menyelenggarakan kegiatan event dan Seni budaya dalam rangka memperingati hari santri tersebut di Alun-Alun Ratu Zalecha Martapura," terangnya.
Ditambahkan, kapan dan dimanapun prinsipnya untuk saat ini santri yang di pesantren, secara kelembagaan saat ini kiprahnya tetap mendapat eksistensi dalam masyarakat, bahkan pula menyumbangkan kemajuan bangsa dan negara dalam bidang pendidikan terutama bidang pendidikan agama.
"Saat ini yang terpenting adalah pemerintah dalam pengembangan Pondok Pesantren sebagai tempat pendidikan santri sangat membutuhkan ketrampilan, sebab itu sebagai langkah memajukan kondisi kelembagaan pesantren di Kalimantan Selatan khususnya Kabupaten Banjar," imbuhnya.
Sekda juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah daerah dan panitia pelaksana, dan mengharapkan pada tahun 2018 nanti akan terlaksana Desa Santri di kabupaten Banjar, semoga santri selalu mampu mempertahankan kemampuan, keahlian dan menjadi santri yang berakhlakul karimah./f
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017
"Hari Santri Nasional mengingatkan semangat kebangsaan dan semangat menyatukan kebersamaan suku, ras, agama, budaya, etnis untuk menjadi satu untuk Indonesia," kata Nasrunsyah saat seminar sehari memperingati HSN di Martapura, Minggu.
Menurutnya HSN merupakan momentum besar bagi bangsa Indonesia di lihat dari sejarah peran santri sangat besar terhadap terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) karena banyak tokoh santri yang menjadi legendaris tokoh bangsa Indonesia.
Dari hasil kebersamaan dan kekompakan kiyai dan tokoh agama menjadikan bangsa Indonesia berhasil merebut kemerdekaan melalui proklamasi dengan cara kiyai mewakafkan hidupnya untuk mempertahankan Kemerdekaan bersama santri dan masyarakat.
Dijelaskan HSN yang diresmikan oleh presiden Joko Widodo pada sesuai dengan Inpres No.22 Tahun 2015, tepat tanggal 22 Oktober sebagai peringatan Hari Santri Nasional (HSN) adalah mengenang resolusi jihad yang telah dilakukan oleh para tokoh ormas besar NU (KH.Hasyim Ays’ari), Muhammadiyah (KH Ahmad Dahlan), Persis (A. Hasan), dan Al Irsyad (A. Soorhati) untuk menolak dan mencegah kembali tentara kolonial Belanda ke Indonesia.
Nasrunsyah dalam seminar itu menjelaskan Pemkab Banjar sangat merespon adanya Hari Santri Nasional (HSN) ini, yang terpenting adalah merenungi kembali jasa-jasa yang telah dilakukan oleh para pejuang tokoh-tokoh, ulama, kiyai yang kemudian kita mampu meneladani dari sikap dan perilaku semangat yang dimilikinya, termasuk lebih mempunyai semangat juang yang tinggi dan rasa keikhlasan pula yang mendalam seperti tokoh zaman dulu.
Secara umum, sesuai arahan dan surat sekjen untuk melakukan kegiatan dalam menyambut HSN ini, di beberapa Kab/Kota melakukan kegiatan seminar, apel bersama santri banyak yang melakukan.
"Secara kebetulan dalam lingkup Pemerintah Kabupaten Banjar tengah menyelenggarakan kegiatan event dan Seni budaya dalam rangka memperingati hari santri tersebut di Alun-Alun Ratu Zalecha Martapura," terangnya.
Ditambahkan, kapan dan dimanapun prinsipnya untuk saat ini santri yang di pesantren, secara kelembagaan saat ini kiprahnya tetap mendapat eksistensi dalam masyarakat, bahkan pula menyumbangkan kemajuan bangsa dan negara dalam bidang pendidikan terutama bidang pendidikan agama.
"Saat ini yang terpenting adalah pemerintah dalam pengembangan Pondok Pesantren sebagai tempat pendidikan santri sangat membutuhkan ketrampilan, sebab itu sebagai langkah memajukan kondisi kelembagaan pesantren di Kalimantan Selatan khususnya Kabupaten Banjar," imbuhnya.
Sekda juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah daerah dan panitia pelaksana, dan mengharapkan pada tahun 2018 nanti akan terlaksana Desa Santri di kabupaten Banjar, semoga santri selalu mampu mempertahankan kemampuan, keahlian dan menjadi santri yang berakhlakul karimah./f
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017