Barabai, (AntaraNews Kalsel) - Bupati Hulu Sungai Tengah H Abdul Latif mengumpulkan seluruh
pemilik Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) untuk menyelesaikan
masalah sulitnya mendapatkan dan panjangnya antrean BBM jenis premium.
Bertempat di ruang kerja Bupati Kamis, sebanyak Enam pemilik SPBU yang ada di Kabupaten HST menjelaskan terkait kelangkaan BBM akhir-akhir ini.
Menurut salah satu pemilik SPBU Hendra menyampaikan situasi kelangkaan BBM khususnya jenis premium ini terjadi hampir di seluruh Kalsel jadi tidak hanya di Kabupaten HST.
"Sebenarnya untuk suplay dari Pertamina juga lancar, hanya saja kedatangannya yang sedikit terlambat sekitar Lima sampai Enam jam baru sampai ke SPBU," katanya.
Dia juga mengungkapkan akibat keterlambatan datang dan isu adanya kenaikan BBM itulah yang mungkin membuat kepanikan di tengah masyarakat dan minat melangsir minyakpun menjadi tinggi.
"Saat ini setiap SPBU hanya dapat jatah 10 ribu liter Premium dari Pertamina dan tidak boleh lebih jadi dalam waktu tidak sampai setengah haripun sudah habis," tambahnya.
Terkait para pelangsir yang menggunakan dirigen menurutnya kalau BBM bersubsidi seperti premium dan solar sesuai aturan Pemerintah memang tidak boleh.
"Namun apa boleh buat mungkin hampir se Indonesia pasti ada yang namanya pelangsir minyak dan kita tidak bisa berbuat banyak karena di sana ada premannya yang terkadang juga mengancam petugas di lapangan kalau tidak diisikan dan yang bermasalah ini cuma premium," katanya.
Bupati HST H Abdul Latif menyampaikan saat ini Dia banyak menerima laporan dari masyarakat umum terkait tidak bisanya mengisi BBM dan antrean panjang di SPBU karena banyaknya para pelangsir.
"Bahkan harga premium di eceran mencapai sembilan sampai Sepuluh ribu per Liter, hal ini justru sangat memberatkan masyarakat umum karena mereka juga hampir tidak bisa mengantri di SPBU," katanya.
Oleh sebab itu menurutnya perlu ada solusi dan kesepakatan seluruh SPBU untuk bersama-sama membuat keputusan agar antara pelangsir dan masyarakat umum bisa sama-sama terlayani baik itu dengan pengaturan waktu maupun pemberian kouto khusus untuk melayani masyarakat umum tidak habis dipelangsir saja.
"Hal ini kami maksudkan agar tidak menimbulkan masalah dan gejolak di masyarakat baik itu masyarakat umum, pelangsir dan juga pemilik SPBU," katanya.
Saat itu disepakati seluruh SPBU tidak akan melayani pelangsir yang memakai dirigen hanya melayani mobil maupun motor yang mengantri sesuai tangki standart sesuai ketentuan sampai kelangkaan BBM tersebut kembali normal.
Untuk keamanan dan ketertiban di lapangan agar menghindari pertikaian atau gejolak masyarakat nantinya akan dibantu oleh pihak TNI dan Pemkab memasang Spanduk himbauan agar tidak menggunakan dirigen dalam mengatri BBM.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017