Banjarbaru, (Antaranews Kalsel) - Harga gabah kualitas Gabah Kering Panen (GKP) tingkat petani di Kalimantan Selatan bulan Oktober 2017 mengalani kenaikkan sebesar 3,63 persen jika dibanding bulan September.
Kepala BPS Kalsel Diah Utami di Kota Banjarbaru, Sabtu mengatakan, survei harga produsen gabah selama Oktober 2017 dilakukan pada 10 kabupaten dan didominasi 44 observasi.
"Kenaikkan rata-rata harga gabah kualitas GKP tingkat petani sebesar 3,36 persen dari harga Rp4.761 per kilogram bulan September menjadi Rp4.934 per kilogram di bulan Oktober," ujarnya.
Ia mengatakan, transaksi harga gabah lebih banyak pada varietas unggul lokal dan kenaikan harga gabah juga terjadi ditingkat penggilingan yang mencapai 3,36 persen.
Disebutkan, sebelumnya pada bulan September harga gabah di penggilingan sebesar Rp4.863 per kilogram dan naik menjadi Rp5.026 per kilogram pada bulan Oktober.
Sementara itu, komponen mutu gabah selama Oktober cenderung fluktuatif dan terjadi penurunan persentase kadar air maupun kadar hampa/kotoran dibanding bulan September 2017.
"Rata-rata kadar air (KA) dan kadar hampa/kotoran gabah kualitas GKP masing-masing 14,57 persen dan 3,67 persen sehingga cukup mempengaruhi kualitas gabah," ucapnya.
Dikatakan, harga gabah tertinggi di tingkat petani berasal dari gabah kering panen (GKP) varietas Siam Mayang yakni Rp7.827 per kilogram di Kecamatan Kurau Kabupaten Tanah Laut.
"Harga terendah di tingkat petani sebesar Rp4.200 per kilogram berasal dari gabah kualitas kering panen varietas Mekongga di Kecamatan Hantakan Kabupaten Tapin," ujarnya.
Ditambahkan, sepuluh kabupaten yang menjadi observasi yakni Kabupaten Tanah Laut, Banjar, Barito Kuala, Tapin, Hulu Sungai Selatan, HST, HSU, Tanah Bumbu, Tabalong, dan Balangan.
"Kami melakukan survei harga produsen gabah pada 10 kabupaten itu dan berdasarkan komposisinya, jumlah observasi harga gabah didominasi GKP sebanyak 44 observasi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017
Kepala BPS Kalsel Diah Utami di Kota Banjarbaru, Sabtu mengatakan, survei harga produsen gabah selama Oktober 2017 dilakukan pada 10 kabupaten dan didominasi 44 observasi.
"Kenaikkan rata-rata harga gabah kualitas GKP tingkat petani sebesar 3,36 persen dari harga Rp4.761 per kilogram bulan September menjadi Rp4.934 per kilogram di bulan Oktober," ujarnya.
Ia mengatakan, transaksi harga gabah lebih banyak pada varietas unggul lokal dan kenaikan harga gabah juga terjadi ditingkat penggilingan yang mencapai 3,36 persen.
Disebutkan, sebelumnya pada bulan September harga gabah di penggilingan sebesar Rp4.863 per kilogram dan naik menjadi Rp5.026 per kilogram pada bulan Oktober.
Sementara itu, komponen mutu gabah selama Oktober cenderung fluktuatif dan terjadi penurunan persentase kadar air maupun kadar hampa/kotoran dibanding bulan September 2017.
"Rata-rata kadar air (KA) dan kadar hampa/kotoran gabah kualitas GKP masing-masing 14,57 persen dan 3,67 persen sehingga cukup mempengaruhi kualitas gabah," ucapnya.
Dikatakan, harga gabah tertinggi di tingkat petani berasal dari gabah kering panen (GKP) varietas Siam Mayang yakni Rp7.827 per kilogram di Kecamatan Kurau Kabupaten Tanah Laut.
"Harga terendah di tingkat petani sebesar Rp4.200 per kilogram berasal dari gabah kualitas kering panen varietas Mekongga di Kecamatan Hantakan Kabupaten Tapin," ujarnya.
Ditambahkan, sepuluh kabupaten yang menjadi observasi yakni Kabupaten Tanah Laut, Banjar, Barito Kuala, Tapin, Hulu Sungai Selatan, HST, HSU, Tanah Bumbu, Tabalong, dan Balangan.
"Kami melakukan survei harga produsen gabah pada 10 kabupaten itu dan berdasarkan komposisinya, jumlah observasi harga gabah didominasi GKP sebanyak 44 observasi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017