Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Pengamat ekonomi dari Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Lambung Mangkurat Kalimantan Selatan, Muhammad Handry Imansyah mengatakan, pertumbuhan ekonomi provinsi itu sejak tiga triwulan terakhir mencapai titik balik dan tumbuh di atas 5 persen.

Menurut Handry saat menjadi pembicara pada seminar Forum Ekonomi Kementerian Keuangan di Banjarmasin, Kamis, pertumbuhan ekonomi (PDRB) di Kalimantan Selatan (Kalsel) relatif baik, yaitu 5,15 persen atau di atas pertumbuhan ekonomi nasional.

Walaupun pertumbuhan tersebut masih melambat dibandingkan 2016 yang mencapai 5,28 persen.

Pertumbuhan tersebut secara sektoral didukung pembangunan dan pertambangan yang mulai bangkit sejak triwulan dua 2017.

Berdasarkan data, sumber utama pertumbuhan ekonomi Kalsel saat ini berasal dari lima sektor, yaitu pertambangan dan penggalian (1,25 persen), pertanian, kehutanan dan perikanan (0,69 persen) dn industri pengolahan (0,53 persen).

"Bila melihat dari perkembangan data yang saya dapat, pertumbuhan ekonomi Kalsel, masih didorong oleh ekspor, sedangkan investasi masih jauh dari yang diharapkan," katanya pada seminar dengan tema RAPBN 2018 dan Pemerataan Pembangunan yang Berkeadilan.

Hal itu bila dilihat dari pola pertumbuhan ekonomi searah dengan pola pertumbuhan ekspor, dibandingkan dengan pertumbuhan pola kredit investasi dalam rupiah dan valas yang disalurkan perbankan di Provinsi Kalimantan Selatan.

Ekspor secara akumulatif sampai dengan September 2017 naik sebesar 49 persen pada triwulan 1 2017, dibandingkan periode yang sama pada 2016.

Saat ini nilai ekspor Provinsi Kalsel baru mencapai sekitar 5,7 juta dolar dari Januari sampai dengan September 2017.

Nilai ekspor tersebut, antara lain didukung naiknya nilai ekspor CPO yang mencapai 51,75 persen pada periode yang sama dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan nilai ekspor batubara juga meningkat signifikan yaitu 62,73 persen.

Negara tujuan ekspor Provinsi Kalimantan Selatan yang terbesar adalah India, Tiongkok dan Jepang.

Ekspor ke Tiongkok, India dan Jepang memiliki pangsa sebesar 73 persen dari total ekspor Provinsi Kalsel.

Tujuan ekspor ke Tiongkok dan India mengalami kenaikan yang sangat besar yaitu masing-masing sekitar 59 persen dan 34 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Umumnya ekspor ke Tiongkok, India dan Jepang adalah batubara.

Selain ekspor, impor barang menunjukkan kenaikan sebesar 38 persen triwulan 2 2017 dibandingkan triwulan 2 tahun 2016.

Pertumbuhan nilai impor sebesar 96 persen didukung oleh lima kelompok barang yang tumbuh rata-rata 38 persen. Meningkatnya impor ini memberikan indikasi bahwa kegiatan ekonomi di Provinsi Kalsel sudah mulai menggeliat lagi.

Selain Handry, hadir sebagai pembicara dalam seminar itu Kepala Bidang Kerja sama Keuangan ASEAN Gandi Setiawan, Kepala Sub Direktorat Analisis Ekonomi Makro dan Pendapatan Negara, Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Kurnia Chairi.

Pewarta: Ulul Maskuriah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017