Kerukunan Mahasiswa Kabupaten Barito Kuala (KMKB) sepertinya ingin menjadikan asrama mereka tidak hanya sekedar tempat berteduh semata tetapi ingin menjadikannya sebagai wadah atau tempat untuk menunjukkan eksistensi dan jatidiri mereka sebagai mahasiswa Batola yang kini tengah menata dan mempersiapkan diri menjadi pelopor di masyarakat.

Untuk mereka menjadikan asrama sebagai wadah untuk melaksanakan berbagai proses kegiatan sosial keagamaan dan kemasyarakatan antara lain melalui diskusi, belajar, pengajian keagamaan seperti salat hajat, buka puasan bersama serta pembacaan Maulid Al Habsyi, kata Ketua KMKB 2016-2017 Taufik Rahman asal Kecamatan Belawang.

Didampingi Ketua Asrama 2017 Fajar Mustakim asal kecamatan Tamban dan Ketua Asrama 2016 Sumidi asal Anjir Muara, Taufik menyampaikan hal tersebut di Asrama Putera Mahasiswa Batola yang berlokasi di Jalan Mahat Kasan, Gatot Soebroto Kota Banjarmasin.

Selain kegitan tersebut, setiap tahun KMKB juga melaksanakan kegiatan penyambutan mahasiswa baru asal Batola terutama yang ingin kuliah di UIN Antasari Banjarmasin maupaun Unlam Banjarmasin serta pertemuan dengan beberapa tokoh warga masyarakat Banjarmasin asal Batola.

Menurut Taufik, saat ini Asrama KMKB di Jalan Mahat Kasan yang sudah dikontrak mulai 2011 tersebut, kini kondisinya cukup memprihatinkan sehingga sedikit mengurangi serangkaian aktivitas yang ingin dilaksanakan oleh KMKB terutama pada musim hujan bagian halaman dan teras sering terendam dan beberapa bagian plafon dan dinding sudah rusak.

"Dengan kondisi tersebut, kami sudah pernah mengajukan permohonan pembangunan asrama di atas lahan milik Pemkab Batola seluas 800 m2 yang berlokasi di Jalan Kemiri Ujung Gatot Soebroto Kota Banjarmasin, namun kayaknya tidak bisa terlaksana pada tahun 2017 terkait anggaran," katanya.

Saat ini jumlah mahasiswa di asrama putra sebanyak 17 orang atau sudah penuh untuk bangunan terdiri atas lima kamar tidur dan dua WC/KM, setiap mahasiswa oleh pengurus asrama diwajibkan memberikan iuran Rp50.000/bulan untuk keperluan bayar rekening listrik dan air dan serta keperluan lainnya.

Menurut dia, saat ini jumlah mahasiswa UIN Antasari sebanyak 300 orang, sehingga mahasiswa yang berhak masuk asrama harus melalui proses seleksi yang ditentukan oleh pengurus asrama dengan memperhatikan kuota kecamatan, taraf hidup orang tua, prestasi serta proses wawancara.

"Kendati masih dikontrakan dengan kondisi bangunan yang seadanya dan dengan daya tampung terbatas kami tetap bersyukur, mudahan ke depan bisa dikontrakan bangunan yang lebih baik dan ideal berbagai kegiatan mahasiswa sambil menunggu proses pembangunan asrama permemaen diatas lahan milik Pemkab Batola," kata Fajar.

Dalam kesempatan tersebut, baik Taufik, Fajar dan Sumidi menunjuk sejumlah mahasiswa Batola yang berprestasi dan punya keterampilan mumpuni seperti penulis kaligrafi, sastra dan keterampilan dalam berdebat atau diskusi yang bisa mengkat nama Kabupaten Barito Kuala.

Pewarta: Abdul Hakim Muhiddin

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017