Rantau, (Antaranews Kalsel) - Saat mungkin waktu yang tepat bagi wisatawan untuk berkunjung ke Kawasan Wisata Goa Beramban yang berada di Desa Beramban Kecamatan Piani, Kabupaten Tapin , Kalimantan Selatan.


Hal tersebut dikarenakan pada antara bulan Maret hinggi bukan Oktober kawasan wisata yang banyak memiliki beberapa goa tersebut banyak ditumbuhi jenis tanaman bernama latin Amorphpophallus atau lebih dikenal dengan sebutan Bunga Bangkai.

Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tapin Hamdan Rosyadi mengatakan bahwa, saat musim kemarau memang kawasan goa Beramban banyak ditumbuhi bunga yang mengeluarkan aroma tak sedap yang sudah mulai jarang ditemui tersebut. Rantau, Senin (18/9).

"Ini waktu yang tepat bagi wisatawan untuk berkunjung kesini, jadi selain bisa menikmati suasana alam goa beramban, wisatawan juga bisa melihat langsung bunga bangkai yang sudah mulai mekar," ujarnya.

Dijelaskan Hamdan, bahwa bunga Bangkai yang ada dikawasan Goa Beramban tersebut memiliki beberapa jenis, namun yang banyak ditemui adalah bunga bangkai berbentuk rusak, dan bunga bangkai yang mirip dengan alat kelamin pria.

"Yang kita tau ada saat ini dua jenis, namun masih banyak lagi jenis lainnya, untuk bunga bangkai yang mirip kelamin pria itu ketinggiannya mencapai dua meter namun saat ini belum mekar," ujarnya lagi.

Dari pantauan wartawan Anataranews Kalsel di kawasan Goa Beramban, memang banyak tumbuhan jenis umbi-umbian tersebut, dan beberapa bunga ada yang sudah mekar, dan ada yang sudah sudah mengering.

"Bunga bangkai ini waktu mekarnya tidak lama, cuma beberapa hari saja," jelas Hamdan lagi.

Sementara itu, Ketua TP PKK Kabupaten Tapin Hj Ratna Ellyani Arifin Arpan yang penasaran dengan informasi tersebut, menyempatkan diri untuk melihat langsung seusai kegiatan evaluasi Desa P2WKSS

"Ini adalah keistimewaan hutan kita, jadi sebisa mungkin kita manfaatkan waktu seperti ini untuk mempromosikan wisata kita, sehingga pengunjung bukan hanya menikmati suasana alamnya, tapi juga edukasi," ujarnya

Pewarta: M Husein Asyari

Editor : Muhammad Husien Asy'ari


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017