Banjarbaru, (Antaranews Kalsel) - Universitas Lambung Mangkurat (ULM) mengapresiasi dan mendukung penuh program Revolusi Hijau Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan untuk melestarikan lingkungan di daerah ini.

Ketua Panitia Seminar Nasional Silvikultur V dan Kongres Masyarakat Silvikultur Indonesia IV, Dr Hamdani Fauzi mengatakan, ULM sebagai salah satu perguruan tinggi negeri terbesar di Kalimantan, sangat mengapresiasi kebijakan Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor tentang upaya pelestarian lingkungan melalui Gerakan Revolusi Hijau.

Kebijakan tersebut, tambah dia, merupakan program gerakan bersama atau serentak dalam upaya menjaga kelestarian ekosistem lingkungan hidup.

Menurut dia, Kalimantan Selatan dengan luas wilayah 3,7 juta hektar terdapat lima ratus ribu hektar lingkunganya yang mengalami penurunan kualitas, sehingga revolusi hijau menjadi salah satu solusinya.

Disampaikanya,kegiatan ini diselenggarakan sebagai wadah komunikasi ilmiah tentang perkembangan penelitian dan aplikasi teknik-teknik silvikultur dalam rangka memulihkan fungsi hutan secara lebih baik dalam segala aspek.

Seminar ini juga merupakan rangkaian agenda seminar tahunan yang bertujuan mempublikasikan hasil penelitian, pemikiran dan pengalaman yang berkaitan Silvikultur dalam rangka meningkatkan Kesejahteraan Rakyat dan produksi hutan lestari.

Asisten Bidang Admnisitrasi Umum H Sugian Noorbah mengatakan misi Masyarakat Silvikultur Indonesia telah sejalan dengan kebijakanya yakni Revolusi Hijau dengan motonya menanam, menanam dan menanam untuk anak cucu kita.

"Ini adalah gerakan untuk mengubah prilaku masyarakat untuk gemar menanam, sebagai sebuah kebiasaan positif di masyarakat dan perlu mendapat dukungan seluruh Stakeholders," ucapnya.

Dalam gerakan revolusi hijau sasaranya adalah 640 ribu hektar yang meliputi luas lahan kritis dalam kawasan hutan seluas 398 ribu hektar dan di luar kawasan hutan seluas 282 hektar.

"Kami juga telah menargetkan untuk dapat melaksanakan penanaman seluas 35 ribu hektar pertahun selama 10 tahun ke depan," katanya.

Menurut dia, dalam melaksanakan Revolusi Hijau tidaklah mudah. Hal tersebut juga memerlukan dukungan kajian, penelitian, pengembangan dan teknologi agar dapat mencapai target yang ditetapkan.

"Untuk itulah peran Masyarakat Silvikultur Indonesia sangat penting, bersama pemerintah pusat dengan kabupaten kota, perguruan tinggi, pengusaha, sekolah dan semua elemen masyarakat menggelorakan semangat menanam," katanya.

Diharapkan, seminar tersebut, dapat menghasilkan butir-butir kesepakatan dan komitmen bersama baik berupa hasil penelitian, pemikiran pengalaman ataupun rekomendasi untuk mendukung gerakan Revolusi Hijau serta pada pembangunan kehutanan untuk perbaikan kualitas lingkungan di Kalimantan Selatan.

"Ini akan menjadi dukungan bagi pencapaian prioritas Kalimantan Selatan menuju lingkungan berkualitas sehingga visi pembangunan Kalsel Mapan, Lebih Sejahtera, Berkeadilan, Berdikari dan Berdaya Saing akan dapat diwuujudkan," ucapnya.

Ketua Masyarakat Silvikultur Indonesia Prof Dr Muhammad Restu, mengatakan kegiatan ini merupakan agenda tahunan yang dilaksanakan dengan tempat yang setiap tahun berbeda.

"Kita berharap kegiatan ini untuk mengumpiun potensi peneliti yang berasal dari perguruan tinggi, untuk menyampaikan hasil penelitian sehingga dapat sharing informasi, Kita juga berharap kegiatan ini sebagai bahan acuan memberikan pertimbangan kepada para pengambil kebijakan," katanya.

Pewarta: Ulul Maskuriah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017