Amuntai, (Antaranews.Kalsel) -Dinas Perikanan Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan mendorong petani didaerahnya menerapkan sistem Fishpen untuk budidaya ikan ditengahnya lesunya budidaya sistem keramba.


Kepala Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Suriani di Amuntai, Selasa mengatakan, penggunaan sistem Fishpen semacam pagar atau hampang yang dikombinasi net lebih mudah dan murah penerapannya dengan keuntungan mencapai 100 persen.

"Sistem fishpen ini mudah diterapakn di HSU karena 80 persen wilayahnya berupa rawa, apalagi petani keramba saat ini tengah lesu," ujar Suriani.

Suriani mengatakan, selama ini produksi ikan diperairan rawa lebih didominasi sistem tangkap dibanding sistem budidaya sehingga hasilnya kurang maksimal. Budidaya hanya dilakukan melalui keramba di sungai dan kolam ikan didaratan.

Ia mengatakan, budidaya ikan dengan sistem Fishpen ini sudah ada contoh suksesnya di Desa Palimbang Sari Kecamatan Banjang. Petani diwilayah ini sudah mampu menghasilkan pendapatan sebesar Rp28 juta hanya dengan modal Rp11 juta.

"Berari keuntungan budidaya sistem Fishpen ini lebih 100 persen dibanding sistem keramba ikan disungai yang rata-rata hanya memperoleh keuntungan sebesar 25 persen," katanya.

Suriani mengakui jika produksi ikan keramba tengah lesu akibat krisis ekonomi mengakibatkan penjualan menurun sementara bahan pakan dan bahan baku keramba kian mahal, apalagi terdapat musim-musim kritis dimana petani terpaksa mengistirahatkan produksinya.

Suriani mengatakan, Diskan HSU bukan bermaksud mendorong petani keramba berpindah melakukan usaha budidaya Fishpen karena masih terdapat komoditas ikan yang potensial dikembangkan dengan sistem keramba seperti Ikan Lampan.

Pihaknya bahkan tengah mendorong petani melakukan Diversifikasi jenis ikan untuk budidaya, salah satunya Ikan Lampan yang cukup berhasil dibudidayakan petani keramba di Desa Keramat.

"Sistem Fishpen kita perkenalkan kepada petani karena mudah dan murah dalam penerapannya dengan keuntungan lebih 100 persen sangat sayang jika tidak diterapkan apalagi kita memiliki lahan rawa yang luas untuk pengembangannya," tandasnya.

Dijelaskan, fishpen merupakan cara budidaya ikan diperairan dengan bahan baku berupa bambu yang dipadu dengan net atau jaring direndamkan dalam air rawa dengan kedalaman tertentu disesuaikan dengan komoditas ikannya.

Suriani berharap budidaya ikan di Kabupaten HSU juga bisa dibantu melalui pengalokasian dana desa atau dikelola melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) karena Dana Alokasi Khusus (DAK) yang biasanya didapatkan Diskan HSU mulai dialihkan bagi pembangunan dipedesaan.

"PPL Perikanan selalu kita intruksikan untuk melakukan pendampingan dipedesaan, karena dana desa tidak hanya digunakan untuk pembangunan sarana Infrastruktur semata, melainkan untuk ekonomi produktif lainnya," katanya.

Ia bersyukur, HSU sudah mampu memproduksi jenis Ikan Patin, Mas, Nila, Lele hingga Ikan Batok dan terakhir tengah dikembangkan pula jenis Ikam Lampam. Upaya Diversifikasi jenis Ikan ini semakin mengukuhkan HSU sebagai Lumbung Ikan di Kalimantan Selatan.

"Apalagi Pemerintah sudah menetapkan salah satu Kecamatan di HSU sebagai Kawasan Minapolitan dengan dua kecamatan lain sebagai penunjang yakni Kecamatan Amuntai Tengah dan Banjang," pungkasnya.

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Eddy Abdillah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017