Kotabaru, (Antaranews Kalsel) - Seorang nelayan di Desa Teluk Masjid, Pulaulaut Timur, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan Irian (60), meninggal dunia setelah kapalnya dihantam gelombang di tengah hujan badai.

Anak korban yang biasa menemani orang tuanya menangkap ikan, Yunus, Kamis, menuturkan sekitar pukul 06.00 Wita ia dan sang ayah berangkat melaut mencari kepiting di perairan sekitar Pulau Manti.

"Sekitar pukul 08.00 Wita, tiba-tiba terjadi hujan badai yang menyebabkan kapal balapan yang ditumpangi keduanya oleng dihantam gelombang hingga karam," katanya.

Irian dan Yunus tercebur ke laut, namun tetap berpegangan di kapal. Irian yang memiliki riwayat asma, fisiknya lambat laun melemah hingga akhirnya meninggal dunia. Di tengah kepanikan, Yunus masih bisa berpikir jernih untuk mengikat tangan sang ayah dengan tali kapal agar tak hanyut.

"Bapak bilang mau pulang, minta maaf, tidak bisa menahan lagi. Waktu itu belum ada yang menolong, dua jam kemudian baru datang bantuan," ujar Yunus.

Setelah dua jam terombang-ambing di laut, Yunus yang terapung-apung sambil memeluk gabus bertemu Syahril, rekan sesama nelayan yang juga masih kerabatnya. Saat warga Desa Teluk Gosong itu mengevakuasi ayah dan anak ini ke kapalnya, cuaca masih buruk dan berkabut.

"Yunus memanggil-manggil, lalu saya dekati. Saya tanya, mana Bapak? Katanya sudah meninggal. Dia tunjukkan lokasinya, ternyata ada, saya angkat jenazahnya," kata Syahril.

Cuaca buruk di laut Kotabaru saat ini merupakan dampak musim angin barat. Musim ini tak bersahabat bagi nelayan karena ombak cukup tinggi disertai angin kencang.

Pewarta: Imam Hanafi

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017