Ketua DPRD Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan Achmad Riduan Syah menegaskan bendera Merah Putih harus selalu ditempatkan di atas bendera lain, termasuk bendera One Piece yang belakangan ramai dibicarakan masyarakat.
Menurut Riduan, Merah Putih sarat dengan nilai perjuangan dan pengorbanan bangsa yang tidak bisa disamakan dengan bendera hiburan.
Baca juga: Pemkab dan DPRD Tapin sepakati KUPA-PPAS perubahan 2025
“Kalau memang paham arti Merah Putih, pasti akan sangat menghormati. Saya sendiri terharu ketika menyaksikan momen pengukuhan Paskibraka kemarin, saat mencium bendera Merah Putih, karena bendera itu diperoleh dengan perjuangan dan tetesan darah para pahlawan,” kata Riduan di Rantau, Kabupaten Tapin, Minggu.
Ia menilai fenomena pengibaran bendera One Piece muncul karena sebagian orang belum memahami makna mendalam terhadap bendera Merah Putih.
Jika nasionalisme tertanam dengan baik, kata dia, seharusnya fenomena pengibaran bendera One Piece itu tidak terjadi.
“Alhamdulillah, di Tapin sejauh ini masih aman. Jika ada kita akan coba redam dan netralisir, Intinya Merah Putih harus ditempatkan di atas segalanya,” ujarnya.
Baca juga: Pemkab Tapin dorong literasi budaya lewat penulisan antologi
Riduan menambahkan, bendera Merah Putih bukan sekadar kain berwarna, melainkan lambang kehormatan bangsa.
“Jangan melihat kondisi Indonesia saat ini, tapi pandanglah bendera Merah Putih sebagai kehormatan bangsa. Sedangkan bendera One Piece hanya fiksi yang bersifat hiburan,” katanya.
Diketahui, menjelang peringatan Kemerdekaan ke-80 RI, marak fenomena isu pengibaran bendera One Piece pada sejumlah wilayah.
Tak hanya bendera, beberapa orang menggambar logo tengkorak yang ada pada bendera One Piece di dinding maupun sejumlah jalan lingkungan permukiman yang tersebar melalui media sosial.
Baca juga: Pemkab Tapin ajukan perubahan KUA-PPAS 2025 ke DPRD
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2025
Menurut Riduan, Merah Putih sarat dengan nilai perjuangan dan pengorbanan bangsa yang tidak bisa disamakan dengan bendera hiburan.
Baca juga: Pemkab dan DPRD Tapin sepakati KUPA-PPAS perubahan 2025
“Kalau memang paham arti Merah Putih, pasti akan sangat menghormati. Saya sendiri terharu ketika menyaksikan momen pengukuhan Paskibraka kemarin, saat mencium bendera Merah Putih, karena bendera itu diperoleh dengan perjuangan dan tetesan darah para pahlawan,” kata Riduan di Rantau, Kabupaten Tapin, Minggu.
Ia menilai fenomena pengibaran bendera One Piece muncul karena sebagian orang belum memahami makna mendalam terhadap bendera Merah Putih.
Jika nasionalisme tertanam dengan baik, kata dia, seharusnya fenomena pengibaran bendera One Piece itu tidak terjadi.
“Alhamdulillah, di Tapin sejauh ini masih aman. Jika ada kita akan coba redam dan netralisir, Intinya Merah Putih harus ditempatkan di atas segalanya,” ujarnya.
Baca juga: Pemkab Tapin dorong literasi budaya lewat penulisan antologi
Riduan menambahkan, bendera Merah Putih bukan sekadar kain berwarna, melainkan lambang kehormatan bangsa.
“Jangan melihat kondisi Indonesia saat ini, tapi pandanglah bendera Merah Putih sebagai kehormatan bangsa. Sedangkan bendera One Piece hanya fiksi yang bersifat hiburan,” katanya.
Diketahui, menjelang peringatan Kemerdekaan ke-80 RI, marak fenomena isu pengibaran bendera One Piece pada sejumlah wilayah.
Tak hanya bendera, beberapa orang menggambar logo tengkorak yang ada pada bendera One Piece di dinding maupun sejumlah jalan lingkungan permukiman yang tersebar melalui media sosial.
Baca juga: Pemkab Tapin ajukan perubahan KUA-PPAS 2025 ke DPRD
Editor : Taufik Ridwan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2025