Banjarmasin (Antaranews Kalsel) - Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Selatan H Suripno Sumas meminta pengelola kepawisataan untuk meningkatkan keamanan sejumlah objek wisata di daerah setempat.


"Dibutuhkan peningkatan aspek keselamatan, penajagaan dan keamanan objek wisata di daerah ini," katanya di Banjarmasin, Rabu.

Belajar dari peristiwa yang meminta korban jiwa pada objek wisata di Kalsel dalam suasana lebaran Idul Fitri 1438 Hijriah, perlu peningkatan pengawasan atau penjagaan guna keselamatan dan keamanan pengunjung, ujarnya.

Peristiwa yang meminta korban jiwa dalam suasana libur lebaran Idul Fitri 1438 H itu pada objek wisata Pantai Joras Desa Swarangan, Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah Laut, sekitar 145 kilometer timur Banjarmasin.

Juga ada kejadian di lokasi wisata air terjun Haratai, termasuk objek wisata alam Loksado di kawasan Pegunungan Meratus Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), sekitar 180 kilometer utara Banjarmasin.

"Tanpa mempersoalkan siapa yang salah atau benar, peristiwa yang meminta korban jiwa pada objek wisata di provinsi kita hendaknya menjadi pembelajaran berharga, dan jangan sampai terulang kejadian serupa maupun bentuk lain," katanya.

Menurut dia, jika pengunjung objek wisata tersebut mengikuti rambu-rambu atau petunjuk keselamatan tidak akan menimbulkan korban jiwa.

"Begitu pula jika pengawasan atau pengamanan objek wisata tersebut lebih ketat, kemungkinan tidak terjadi hal-hal yang tak kita inginkan bersama," lanjut pensiunan pegawai negeri sipil yang bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.

Wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel I/Kota Banjarmasin itu menyarankan, perlunya pengasuransian pengunjung objek wisata, terlebih pada objek wisata yang berisiko tinggi dan rentan kecelakaan, seperti objek wisata bahari/pantai serta petualangan pendakian.

"Oleh sebab itu, setiap pengelola objek wisata perlu bekerja sama dengan perusahaan asuransi. Karena dengan asuransi tersebut kita harapan akan meringankan beban bagi pengunjung yang terkena musibah," tuturnya.

"Memang tak seorang pun menginginkan kecelakaan, tetapi kita tidak mengetahui apa yang akan kemungkinan terjadi saat mau menimakti keadaan objek wisata tersebut," demikian Suripno Sumas.

Korban jiwa yang tenggelam karena terseret arus laut di Pantai Jornas Tala itu bernama Danu Achmad Yanuar Pratama (15) Pelajar, warga Perambaian Kota Banjarbaru, Kalsel.

Sedangkan korban air terjun Haratai HSS dan meninggal dunia pada 1 Juli 2017 atau H+6 bernama Syamsul berusia 34 tahun, laki-laki asal Kota Banjarmasin itu dugaan sementara murni kecelakaan atau karena kelalaian yang bersangkutan.

Pada kesempatan terpisah, Kepala Bidang Distenasi dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata HSS Budi Wahono menyatakan, masyarakat setempat selaku pengelola kawasan air terjun Haratai itu sudah memasang rambu/petunjuk keselamatan untuk pengunjung.

Namun dugaan sementara korban tidak mengikuti rambu/petunjuk keselamatan tersebut dan datang ke air terjun Haratai lebih awal/sebelum petugas berada di tempat itu, ujarnya.

Di Kalsel dengan luas wilayah sekitar 3,7 juta hektare dan kini terbagi 13 kabupaten/kota terdapat sejumlah objek wisata alam pegunungan, pantai/bahari, sejarah/budaya serta objek wisata religi.

Objek wisata alam pegunungan, antara lain Loksado HSS dengan permandian air panas Tanuhi, serta beragam panorama alam dan budaya komunitas masyarakat terasing, di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) ada permandian air panas Datarlaga/Timan, Gunung Batu Benawa dan sekitarnya.

Kemudian di Tala ada tiga objek wisata pantai/bahari, yaitu Pantai Takisung, Batakan dan Pantai Joras, di Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu), Pantai Angsana dengan kawasan terumbu karangnya serta Pantai Pagatan.

Sementara di Kotabaru-kabupaten paling timur Kalsel ada Pantai Sarang Tiung dan Pantai Gadambaan, serta Goa Sugung dan Goa Temu Luang, kawasan terumbu karang Teluk Tamiang yang konon keindahannya tidak kalah dengan Bunaken Manado, Sulawesi Utara.

Sedangkan wisata relegi, antara lain Makam Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari dengan sebutan pula Datuk Kelampaian Martapura Kabupaten Banjar, seorang ulama terkenal masa Kerajaan Banjar Sultan Adam dan ketersyuhuranya hingga negeri jiran Malaysia serta Brunai Darussalam.

Ketersyuhuran Datuk Kelampaian itu dengan karya berupa Kitab Sabilal Muhtadin (kitab kuning), sebuah rujukan hukum fiq (fakih) dan kini namanya diabadikan menjadi sebuah nama masjid terbesar serta termegah di Kalsel.

Objek wisata relegi lain, makam Syekh Muhammad Nafis dengan karya berupa Kitab Darun Nafis (termasuk kitab kuning) berisikan ajaran tasauf yang bukan saja menjadi rujukan kaum Muslim di Indonesia, melainkan pula sampai ke negeri jiran Malaysia dan Brunai Darussalam.


Pewarta: Syamsudin Hasan

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017